Friday, November 05, 2004

Agama

Kira kira tahun 1986 atau 1987 dalam suatu kelompok mahasiswa yang semuanya tidak beragama 'A' merencanakan beberapa bulan acara yang disebut 'Study Agama A'. Pada acara tersebut ketika itu direncanakan masing masing membaca satu buku agama 'A' dan secara bergantian setiap minggunya melakukan presentasi mengenai buku tersebut. Juga direncanakan mengundang ahli ahli agama A baik yang beragama A maupun yang bukan. Kenapa mereka melakukan hal itu ? Bukannya mereka semua sepakat mau masuk Agama A atau mempelajarinya untuk melawan Agama A. Pemikirannya sangat sederhana. Mereka tinggal di lingkungan Agama 'A' dan mereka sangat perlu mengenal Agama 'A' menurut 'A'. Setelah beberapa kali pertemuan akhirnya si Budi memutuskan untuk meninggalkan kelompok tersebut. Kenapa ? Bukannya nara sumbernya buruk, bukannya si Budi tidak mendapat buku buku yang bagus. Tapi, ternyata sebagian besar peserta tidak mampu melepaskan diri dari pandangan agamanya sendiri. Ternyata mempelajari sesuatu dari sudut pandang lain ternyata sulit karena kita telah terbiasa dengan sudut pandang tertentu.
================================================
Agama itu suatu karunia Tuhan. Seperti halnya sebuah perjalanan hidup. Aku, si B, si C dan D ingin pergi ke suatu tujuan yang sama tapi ternyata kami berempat menempuh jalan yang berbeda, aku lewat desa Niru, si B lewat desa Grogol, si C lewat desa Rawa, dan D lewat desa Ribut. Dan....cara kami pergi berbeda pula ; ada yang naik bus, ada yang naik mobil atau sepeda motor. Tapi pada akhirnya kami tiba pula pada satu tujuan yaitu "Desa keindahan dan Ketentraman".

Tujuan setiap orang beribadah adalah pada Tuhan, memohon karuniaNya, meminta ampunanNya. Tapi caranya berlainan, yang muslim melakukannya dengan sholat dan pergi ke masjid, yang kristiani beribadah ke gereja, yang budha ke Vihara. Dan setiap agama punya tokoh yang selalu dijadikan patokan teladan di setiap ajaran masing-masing, Nabi Muhammad ; Yesus ; Budha Maitreya, Sidharta Gautama,..dll. Karena perbedaan itu Tuhan menginginkan agar manusia bisa saling melengkapi dan berdampingan dalam perbedaan. Bagaimana caranya ? Imani dan tekuni agama yang teman-teman anut, dengan berbagai teladan yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu apa lagi yang terpenting ...? Agamaku bukan agamamu, agamamu bukan agamaku.....kenapa kata ini begitu pokok dalam tulisanku ? karena banyak orang yang sering mencari-cari kelemahan dan kesalahan agama orang lain yang berbeda dengannya bahkan menjadikan itu bahan olokan atau perdebatan.

Pada dasarnya agama baik bagi setiap pemeluknya. Kalau si A mengatakan "Agamamu kok gini", si B mengatakan "Nah agama kamu sendiri kok nyembah ini,,..?... maka segala persoalan itu tidak akan pernah selesai. 'SETIAP ORANG TIDAK MAMPU MELEPASKAN DIRI DARI PANDANGAN AGAMANYA" Semua agama mengajarkan baik, tidak ada agama yang mengajarkan buruk. Tidak ada satu agamapun yang meminta penganutnya untuk membunuh orang, atau memperkosa wanita, atau merobek-robek tubuh orang tuanya. Semua agama berinti pada mencintai Tuhan, bersyukur atas karuniaNnya, dan yang terutama mencintai sesama. Boleh beda tapi tetap satu.....boleh beda tapi tetap bersaudara, .......boleh beda tapi tetap saling menghormati.

Peace!!