Friday, November 05, 2004

Toleransi

Toleransi sering terdengar sebagai bahan atau pokok pembicaraan pada pelajaran PPKN atau PMP. Sejak dini, sekolah-sekolah mengajarkan toleransi kepada siswa-siswi, sejak dini orang tua juga menjejali satu kalimat untuk anak-anaknya. Toleransi selalu menggaung sejak kita duduk di bangku Sekolah Dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi.

Toleransi yang diartikan menghormati, yang berasal dari bagian kata toleran, selalu menjadi bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia diharapkan bisa toleran terhadap sesamanya dalam hal apapun, apalagi itu dalam hal sensitive yaitu masalah agama.

Mengamati dan melihat berbagai kejadian yang terjadi di Indonesia dewasa ini, toleransi sangat berperan besar untuk menyelesaikannya. Dan pelajaran toleransi sangat diharapkan bisa diteriakkan ke telinga setiap insan di Indonesia ini.

Bulan penuh berkah, bulan Ramadhan, bulan suci, dimana setiap orang diharapkan dapat berbuat kebajikan, dimana setiap orang diharapkan bisa mengamalkan zakat, memberikan sedikit hasil keringatnya untuk orang-orang yang tidak mampu, ternyata tidak dijalankan oleh keseluruhan masyarakat Indonesia. Bulan yang seharusnya diisi dengan tindakan terpuji, justru diisi dengan tindakan yang melanggar toleransi.

Di suatu kota A, seseorang sedang membeli es di warung. Namun ia terkejut, ketika ia dikeroyok dan ditangkap. Ia harus melunasi sejumlah uang, atau dipenjara satu tahun. Hanya dua alternatif itu jalan keluarnya. Apa sih kesalahannya? dia bertanya. Simple saja, ujung-ujungnya ketemu, ternyata kesalahannya adalah dia membeli es, makan di warung di bulan puasa.

Di Kota B, terdapat sekolah, yang mana pada hari minggu juga digunakan sebagai tempat ibadah. Sekelompok orang yang mengaku mewakili Organisasi C, mengaku merasa terganggu, mereka menutup jalan menuju ke sekolah tersebut, dengan alasan jalannya ibadah di tempat itu mengganggu ketentraman warga sekitar.

Di Kota C, warung-warung yang saat itu buka di siang hari, tiba-tiba digerebeg, mereka diusir dan diwajibkan tutup. Kalau mereka ingin membuka warung silahkan pada malam hari.

Di Kota D, segerombolan orang merusak tempat-tempat hiburan seperti karoeke, cafe,..yang nyata-nyata saat itu tidak beroperasi, yang jelas sekali bahwa tempat tersebut telah melaksanakan himbauan pemerintah.

Beberapa kasus dan kejadian yang merebak di Indonesia ini sangat..dan sangat erat berhubungan dengan toleransi. Mengapa saya berkata demikian..? Kasus pertama, seorang membeli makanan...kenapa harus ditangkap? Bukankah puasa adalah hak setiap individu? Jika ia sakit, atau perempuan pasti akan mengalami datang bulan, atau ia adalah NON MUSLIM...apakah itu kesalahannya untuk tidak berpuasa?
Kasus kedua, toleransi masih berperan serta...kalaupun sekolah itu digunakan sebagai tempat ibadah, apa kesalahannya di situ? Justru seharusnya kita bisa berbangga hati karena masyarakat Indonesia sudah banyak yang beriman, sudah banyak yang berdoa. Selayaknyalah sikap kita bertoleransi, mempersilahkannya untuk beribadat.
Kasus ketiga, warung yang ditutup dan diusir, dibongkar paksa,...mereka hanyalah orang yang mencari sesuap nasi..tidak ada salahnya mereka membuka warung di siang hari, kalau toh mereka dapat rejekinya di siang hari, bukan di malam hari. Apakah kita bisa memastikan bahwa kehidupan keluarganya kita jamin dengan menutup warungnya?
Kasus keempat, perusakan tempat-tempat cafe dan sebagainya. Seharusnya setiap orang bisa berpedoman untuk berbuat baik tanpa melihat yang lain. Walau ada tempat pelacuran buka, kalau toh tujuannya tetap berpuasa dan berdoa, toh...tidak ada efeknya. Tinggal bagaimana setiap insan, setiap orang menyadari dan menyikapi bahwa perbuatan kebajikan atau terpuji timbul dari masing-masing pribadi. Tidak bisa disamaratakan dan menganggap kalau kaoreke atau pelacuran buka di bulan puasa, akan banyak orang datang ke situ untuk mencari kenikmatan.

Toleransi..toleransi...
memang namamu menggaung, bergema dan terkenal
namamu selalu tergores dalam tiap kertas dan sampul
namamu selalu mengisi kekosongan kertas
namun,...
namamu tidak terdengar,
saat orang-orang merasa diri paling hebat,
saat orang-orang merasa diri paling mulia,
dan menganggap diri paling benar.
sayang....sayang sekali...

Semoga di tahun mendatang, orang-orang, masyarakat Indonesia bisa mengamalkan toleransi, bisa melihat sekitar dengan hati dan pikiran jernih ...tanpa merasa diri paling benar.