Friday, November 05, 2004

Cinta


Berkembangnya jaman, teknologi dan era globalisasi tidak membuat orang untuk berhenti membicarakan ‘cinta’, di setiap media entah itu media cetak ataupun elektronik berbicara tentang cinta. Kisah cinta digubah sedemikian rupa dengan sentuhan-sentuhan dramatis dalam sinetron, lagu-lagu cinta, novel roman, dan yang lebih menakjubkan teknologi maya yaitu internet menampilkan kisah-kisah indah cinta, bahkan menjadi kisah erotisme yang menuju pada cybersex dan banyak digemari oleh setiap orang.

Kata cinta atau love (Inggris), selalu ramai dibicarakan orang, menjadi topik hangat bahkan menjadi perdebatan. Yang menjadi perdebatan utama adalah adu argumen tentang apa arti cinta itu sebenarnya.

Nilai cinta seolah-olah menjadi turun dengan banyaknya lagu-lagu cinta yang bergaung di seluruh dunia. Dengan berisi bahwa cinta tak lain hanyalah kesenangan sensual yang sedikit menyangkut rohani. Cinta selalu dihubungkan dengan kepentingan diri sendiri. Orang lain dijadikan obyek cinta dan bukan subyek. Kita selalu berpikir bahwa orang yang kita cintai harus memberikan kesenangan pada kita, kalau ia tidak membahagiakan kita, kita akan marah dan benci padanya.

Kita bisa melihat berbagai media elektronik, kita bisa membaca di berbagai majalah atau koran yang dijual di kios atau di perempatan jalan, suatu kejadian yang selalu mengarah pada kata ‘cinta’. Seorang istri membunuh suami, karena suami telah berselingkuh dengan wanita lain, atau berita tentang seorang laki-laki membunuh kekasihnya karena tidak mau melayani hawa nafsunya. Orang begitu mudah marah, cemburu, sakit hati, bahkan menyakiti sampai tega membunuh hanya karena yang dicintai telah mengecewakan dirinya. Orang menyimpulkan inilah arti cinta sebenarnya, padahal ini kesimpulan yang salah. Karena cinta jenis seperti ini sangat berbahaya, ini adalah cinta erotis, yang akarnya hanyalah kesenangan seksual, dan jika kesenangan itu tercapai ..cinta itu akan mulai luntur atau diganti dengan yang lebih segar dengan memberikan kesenangan baru.

Lalu … apa arti cinta ? apa itu hakekat mencintai ?
Jawaban itu bisa kita lihat dari cinta seorang Ibu atau ayah (orangtua), yang memberikan cinta kasih tanpa pamrih, yang hanya memikirkan kebahagiaan orang yang dicintainya yaitu kita sebagai anaknya, yang tidak akan mengusir kita sewaktu kita melakukan kesalahan besar atau menghukum kita jika kita tidak bisa memenuhi permintaannya, yang mau mengajari kita bagaimana memperbaiki suatu kesalahan dan menyadarinya. Dengan contoh di atas kita bisa menyimpulkan bahwa orang yang kita cintai bukan semata-mata objek yang kita tuntut memberikan kesenangan atau kebahagiaan pada kita, tetapi juga kita harus membuat orang itu bahagia.

Mencintai kekasih, orang lain yang berlawanan jenis memang didorong oleh hasrat sensual, tetapi hasrat ini menjadi terangkat ke tingkat rohani apabila si pecinta mampu menekan kepentingan dirinya sendiri demi kepentingan orang yang dicintainya, cinta kasih yang demikian akan menaklukan egoisme pribadi, dan cinta ini akan selalu hidup meski orang yang kita cintai tidak kita miliki.

Cinta akan bisa dikembangkan dengan memulai mencintai sesama, teman, sahabat, yang akhirnya kita bisa belajar bertahap pada pasangan kita entah itu istri, suami, ataupun kekasih.
Selamat bertemu dan berjalan di dunia cinta !

29 September 2004