Wednesday, October 20, 2004

Bunda

= Puisi =


 
Kecil mungil tiada bisa berbuat sesuatu 
Hanya tangis yang terucap di bibir
Tangan-tangan pendek dan halus yang ingin memeluk
Memohon kehangatan dan tetesan air susu.
 
Dengan tangan sucimu..
Kauangkat dan cium,
Engkau melupakan duniamu dan dirimu
Dalam pikiran, hati dan perasaan..
Yang ada hanya dirinya.
 
Kesesakan kelelahan dan tangis tiada kaupedulikan
Mata yang sayu menahan sedih karena keadaan 
Senyum yang terhenti saat melihat ia kesakitan
Semua..semua..hanya tercurah untuknya.
 
Waktu, ruang, uang, bahkan hati
Kauberikan semua,
Kaucurahkan sepenuh hati,
Hanya demi ia ..yang kauyakini Anugerah Maha Esa,
Yang kausebut ‘belahan hati’
 
Bunda .. .. ..
Ibu .. .. ..
Mama .. .. ..
Dan banyak sebutan lain yang selalu terbanggakan
Di setiap bibir bahkan hati setiap orang.
 
Sungguh .. .. ..
Bunda sanggup mengubah kegelapan menjadi terang,
Perasaan sedih menjadi kebahagiaan.
Bunda mampu mencairkan es batu yang besar dan padat.
 
 
April 2004
Ultah my mom 

Dunia maya

Berkembangnya teknologi membuat pola pikir masyarakat berkembang pula. Awalnya masyarakat hanya tahu bahwa untuk mencari informasi atau berita terkini harus rajin membaca koran, dan itu berarti harus membeli koran setiap harinya. Masyarakat berpikir koran dan televisi adalah bahan pokok (seperti sembako) yang berguna untuk mengetahui berbagai informasi dan hiburan.

Lahirnya internet di era moderenisasi, ternyata dapat merubah pola pikir bahkan kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Sebagian masyarakat yang gemar membaca dan membeli koran, kini lebih suka membaca koran yang online dan bisa dibuka lewat internet. Cepat, up to date dan tidak tertinggal informasi. Keberadaan internet bisa membuat orang-orang yang berjauhan tempat saling bercerita tanpa biaya mahal, yaitu dengan fasilitas email. Internet bahkan bisa menjadi ajang mencari jodoh, berkenalan, mencari teman, dan lain-lain lewat chatting.

Tentang chatting, aku jadi teringat salah satu cerita dari teman yang berada di negeri seberang sana (Malaysia). Ia menceritakan kehidupan suami istri yang mulai berantakan gara-gara "chatting".

Cerita dimulai dari sepasang suami istri sebut saja Annisa dan Yusuf, pasangan ini belum mempunyai seorang putra. Annisa hobby chatting, karena keasyikannya dalam ber-chatting, ia tidak mau diganggu sedikitpun oleh suaminya. Tanpa sengaja Yusuf menghafalkan id Annisa, dan ia berpamitan keluar rumah. Ternyata Yusuf pergi ke Warung Internet, ia membuka id di chatting dengan nama samaran. Ia memulai perkenalan dengan id Annisa. Pertama ia mencoba menanyakan apakah Annisa sudah menikah?, jawabannya di luar dugaan Yusuf, ternyata Annisa mengaku dirinya masih single. Sehingga Yusuf terus bertanya dan akhirnya perkenalan malam itu terus berlanjut, saling bertukar foto (foto yang dikirim Yusuf adalah foto temannya), perkenalan itu juga berlanjut ke dalam dunia percintaan cyber, percintaan lewat chatting.

Suatu hari lewat chatting, Yusuf mengajak Annisa bertemu di suatu hotel di Sarawak, dan Annisa menyetujuinya. Karena rencana itu, Yusuf beralasan akan bertugas ke luar kota, dan Annisa tidak merasa keberatan. Yusuf berangkat, Annisa meluncur ke Hotel di Sarawak.

Yusuf meminta temannya untuk menemui istrinya di Lobby hotel dengan mengenakan parfum "A", dan memohon temannya untuk bersandiwara, supaya membuat alasan bahwa ia ada meeting hingga tengah malam. Benar...Annisa datang, teman Yusuf mematuhi perintah Yusuf. Ia memberikan pesan kepada Annisa agar mematikan lampu hotel karena ia akan kembali tengah malam, seraya memberikan kunci kamar hotel. Tepat jam 12 malam, Yusuf memasuki kamar Hotel, ia mendapati Annisa istrinya di tempat tidur kamar hotel. Dengan menggunakan parfum yang sama dipakai oleh temannya, ia berjalan tanpa bersuara, dan mendapati Annisa bertelanjang tanpa busana. Iapun langsung mengerti, malam itu Annisa melayani kekasihnya di chatting selayaknya suaminya, tanpa tahu bahwa itu suaminya, yang ia tahu adalah "Burhan" kekasih chattingnya di internet. Keesokan paginya Annisa menyalakan lampu dan membuka jendela kamar hotel. Wajahnya pucat pasi begitu melihat sosok yang tidur di tempat tidur kamar hotel tidak lain dan tidak bukan adalah suaminya sendiri.

Cerita di atas mengingatkan aku akan suatu kejadian yang unik. Rasa penasaranku terhadap dunia maya ternyata memang terbukti. Tanpa sengaja di suatu situs friend online aku melihat ada profile teman kantor yang memakai id/nama samaran. Di testimonialnya aku menemukan beberapa orang terutama gadis menuliskan karakternya seolah-olah sudah kenal lama. Tanpa berpikir panjang aku mengirim messages ke salah satu gadis. Kesalahan terbesarku adalah melanggar privacy orang dan aku ikut campur urusan orang. Tapi rasa penasaranku ini memang terjawab. Ternyata gadis ini tidak tahu bahwa teman sekerjaku ini sudah berkeluarga. Ia mengaku single, bahkan ia sudah dekat dengan gadis ini layaknya adik kakak, ia juga mengirimkan kado/hadiah di ultah si gadis.

Dunia maya itu tidak bisa diraba atau dijelajah dengan nalar dan logika. Segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Yang sudah bersuami atau beristri bisa menjadi single, bahkan bisa terjadi percintaan walaupun jarak tempat mereka beratus-ratus kilo jauhnya. Dan sebagian orang dalam masyarakat ada yang mempercayai kejujuran dalam dunia maya. Padahal tidak semua informasi yang ada di dunia maya itu benar dan sesuai fakta. Tinggal bagaimana kita sendiri menyikapi keberadaan dunia maya, dunia internet, menggunakannya bahkan mengendalikannya. Dalam dunia maya kita bisa mendapatkan ilmu, info, teman, pendek kata banyak manfaat juga yang kita temui di dunia maya ini. Tapi jika kita tidak bisa mensiasati keberadaan teknologi ini, kita juga akan rugi dalam rasa pertemanan yang ternyata faktanya kita tidak pernah tahu. Apalagi jika itu sudah menjurus dalam love cyber.

Bagiku sendiri dunia internet atau dunia maya sangat mempengaruhi aktivitasku, dan kuperoleh banyak manfaatnya. Aku bisa mendapatkan berita terbaru ketika ada ledakan bom kuningan, aku bisa mengetahui cerita kakak sepupu ku yang kini sedang bersekolah di Italy, Roma. Aku bisa mengirimkan artikel ku ke beberapa situs, dan dari situ aku mendapatkan teman-teman yang baik hubungannya dari tiga tahun lalu. Yang terutama, dunia internet bisa memberikan wawasan apapun bidangnya padaku. Sekali lagi tinggal bagaimana aku, kita semua menyikapi keberadaan dunia internet.

Wednesday, October 06, 2004

Senyum

Kiasan bunga yang mekar
Keriangan dan kegembiraan
Sukacita juga kesuksesan
Dinilai dengan ‘senyum’

Saat bibir mulai menjorok ke depan
Saat wajah terlihat kusam
Kesimpulan atas garis bibir
Bahwa mereka ‘sedih’

Ukuran senyum selalu ternilai
Dengan keunikan bibir
Dengan ciri khas keceriaan
Dan mata yang mulai bersinar

Jika lengkungan itu melebar
Artinya mereka tertawa gembira
Jika lengkungan itu setengah melebar
Artinya senyum keceriaan
Dan jika lengkungan itu agak terkatup
Artinya keterpaksaan hati yang muncul

Senyum..
Adalah lengkungan yang meluruskan
Senyum ..
Adalah keajaiban kasih dari penderitaan
Senyum..
Obat yang mujarab untuk mengatasi kepedihan
Hanya senyum..
Yang dapat menentramkan hati yang mulai membara dan panas

Mulailah tersenyum,…
Dari sedikit,
Mulai melebar..dan akhirnya
Rianglah tawa, isi harimu dengan senyum..
Yach….senyum


Si Sempurna dan Si Tampan



“Apa kau benar-benar tidak menyukaiku?, apa itu sudah kautanyakan dengan jujur dalam hatimu? Tolong pertimbangkan, tanya lagi dan pikirkanlah bahwa aku pantas menjadi kekasihmu.” Tanya si sempurna pada si tampan. “Aku sudah tanya dalam diriku, dan jawabannya : aku tidak mencintai dirimu”, Jawab si tampan.
“Apakah itu berarti kau akan menetapkan pilihanmu pada si buruk rupa?” Si sempurna kembali bertanya dengan mendesak. “Ya…aku mencintai si buruk rupa”. Jawab si tampan singkat.

“Aku rasa kau laki-laki terbodoh di dunia yang pernah aku temui. Mengapa harus si buruk rupa yang lebih kau pilih?” Tanya si sempurna dengan nada marah.
“Justru aku merasa bahwa aku menentukan pilihan yang tepat, dan aku merasa laki-laki yang paling beruntung di dunia ini”. Jawab si tampan.
“Beruntung?? Si buruk rupa tidak cantik, postur tubuhnya pendek, wajahnya berjerawat dan ia bukan orang kaya! Apa yang kau harapkan darinya? Apa yang bisa kau banggakan menjadi kekasihnya?”, si sempurna marah dan berteriak semakin kencang.

“Lalu…apa yang bisa aku banggakan darimu, jika aku menjadi kekasihmu?” tanya si tampan dengan pembawaan tenang.
“Tidakkah matamu bisa melihat seluruh keindahan yang terpancar dariku?Lihat aku !” Si sempurna berjalan melenggak-lenggok bak peragawati, menebar senyum terindahnya dan membusungkan dadanya yang berisi.
“Aku cantik, kulitku halus tiada bercacat, mataku menebar pesona seperti cerahnya terang bulan dan rambutku yang panjang hitam legam berkemilau seperti air sungai bening. Laki-laki mana yang tidak menginginkan diriku?” Si sempurna berjalan memeluk si tampan dari belakang dan si tampan melepaskan pelukan itu dengan kasar. Si sempurna mulai bersombong lagi, “Kau rasakan bukan, pelukanku? Lekukan tubuhku yang sempurna bagai gitar, kau bisa menyentuh bagian mana yang kau suka. Dan… kekayaanku yang melimpah bisa memanjakanmu dengan berbagai kesenangan yang tiada pernah kaurasa. Masih kurangkah semua yang ada pada diriku untuk kaubanggakan?” Tanya si sempurna pada si tampan.
“Banyak..sangat banyak yang kurang, dan jujur aku tidak tertarik sedikitpun pada semua kelebihanmu!” Jawab si tampan.

“Ok..katakan padaku apa yang kurang dan hal apa yang membuatmu tertarik pada sosok perempuan?” tanya si sempurna dengan kesal.
“Yang kurang itulah yang membuat aku tertarik…., kau tidak memiliki kelebihan yang ada pada diri si buruk rupa. Ia jujur, penuh kasih, mencintai Tuhan, ia selalu peduli dengan orang di sekitarnya walaupun hidupnya sendiri susah, ia rajin bekerja dan beribadat. Aku mencintai kecantikan yang tidak terlihat, karena hal itu aku bisa menerima segala kekurangannya dengan bangga hati. Dan… apakah kau mempunyai kecantikan seperti itu?” Tanya si tampan dengan senyum mengembang.
“Kau..kau benar-benar memuakkan. Kau salah telah memilih sampah yang harusnya dibuang jauh, aku benci kau, dan aku tidak akan pernah lagi mau berjumpa denganmu!” si sempurna menangis, marah dan berlari meninggalkan si tampan yang tersenyum bahagia.

“Kalaupun cinta itu ada, cinta hanya untuknya yang mempunyai kasih dan kesetiaan. Cinta itu akan kuberikan pada si buruk rupa dengan segala kerendahan hati dan kebanggaan yang terkira karena memilikinya”, si tampan berucap dalam hati.

Cerita di atas mengingatkan kita bahwa banyak orang merasa bangga hati dengan semua kelebihan yang dimilikinya, kelebihan yang lebih bersifat duniawi membuat kita menjadi sombong dan lupa bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, kecuali si Maha SegalaNya yaitu Dia yang menciptakan manusia beserta seluruh alam ini.
Kita juga sering meremehkan orang lain yang kita anggap jelek, miskin atau di bawah kita. Kita merasa diri paling hebat, dan yang lainnya hanya cuilan dari sebagian kehebatan kita.

Bisakah kita menyadarinya dan berbenah diri menjadi sosok si tampan yang mau melihat orang lain karena hatinya bukan karena baju atau luarnya? Dan bisakah kita menjadi lebih menghargai orang di sekitar kita dengan menganggapnya sama atau sederajad dengan kita. Karena kaya-miskin, tinggi-pendek, keriting-lurus, bermata sipit-lebar, gemuk-kurus, atau jelek-cakep…semua sama di mata Tuhan.


1 September 2004
Kumpulan Refleksi diri
Koleksi Pribadi


Today ..

Last night i was try to write short story, I hope I can write novel. I was read in penulislepas . Competion writing short stories or novel in FLP (Forum Lingkar Pena) makes me want to follow that contest, but I am realy afraid and worried to follow that competition. I don't have good skills to make perfect short stories.


Someone asked me about my religion. I just ask for myself. Is it important in friendship? Guys or girls here, please give me the answer...