Thursday, November 25, 2004

Talenta

Ana sedang murung dan putus asa. Ia mencorat-coretkan
pena ke atas kertas. Satu baris kata telah tertulis,
namun akhirnya ia coret lagi, selalu berlangsung
seperti itu setiap kali ia menuliskan satu kata,
ataupun memaksakan diri membuat kalimat. “Kapan aku
bisa seperti Fryda yang menjadi juara lomba mengarang
puisi di sekolah, bahkan ia terpilih untuk mewakili
mengikuti lomba mengarang cerpen tingkat SMU? Padahal
aku sangat ingin tampil ke atas pentas seperti Fryda
pada saat perpisahan kakak kelas III nantinya, tapi
selalu saja aku tidak mampu membuat karya puisi atau
cerpen seindah karangan Fryda”
“Ana…kok melamun saja sih??” gertakan Fryda
membangunkan lamunan Ana.
“Ekh, iya, anu..itu apa lagi mikirin PR Fisika!”
“An, dua minggu lagi kan perpisahan kelas III, aku
diminta Bu Ani untuk membacakan puisi, dan aku
mengusulkan supaya kamu juga ikut tampil bersama aku!”
“Gak mungkin, aku gak bisa puisi, aku gak bisa
mengekspresikan diri aku lewat puisi, itu kan butuh
bakat khusus!”
“Tenang..tenang... , aku tahu kalau kamu bisa bermain
gitar dan bersuara merdu, nah di situlah kita bisa
berkolaborasi, antara puisi, musik dan lagu!”
Ana tersenyum bahagia, ia betul-betul tidak menyangka
bahwa ia bisa tampil dua minggu lagi di pementasan
seperti yang ia mimpikan dengan kemampuan yang tidak
ia duga.

Note :
Talenta.. satu kata sederhana ini terkadang tidak kita
fahami. Talenta adalah karunia khusus Tuhan kepada
kita berupa bakat dan kemampuan. Seringkali kita tidak
menyadari bahwa di dalam diri kita terdapat kekayaan
yang Tuhan beri berupa kemampuan yang sebenarnya bisa
kita asah dan kita kembangkan entah itu untuk mencari
uang, kepuasan diri atau untuk tujuan mulia yaitu
mengabdi pada Tuhan dan sesama. Seringkali kita iri
pada talenta orang lain, tanpa kita berkaca terlebih
dahulu untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya dan
apa talenta yang kita miliki.
Sudahkan kita mengenal diri kita sendiri? Sudahkah
kita menyadari bahwa ada talenta yang tersembunyi yang
bisa kita olah dan kembangkan? Tidak bisa menulis
novel, kita bisa belajar seni musik, tidak bisa musik
kita bisa mengembangkan bakat di bidang olahraga, dsb.


29 September 2004