Wednesday, March 30, 2005

Kasih Ibu Sepanjang jalan (ke-dua)

Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com

"Mi ...ini sekedar bantu mami buat bayar listrik, atau bayar telepon" ucapku suatu pagi dengan menyodorkan uang yang jumlahnya memang tidak banyak.

"Udah simpan saja sana, tabung buat masa depan. Siapa tahu besok-besok kamu bisa beli rumah dari hasil jerih payah kerja kamu! Ibu gak bisa kasi kamu apa2, kecuali ilmu saja." jawab Ibu dengan suara perlahan.

"Lhoo mami kan harus bayar uang kuliahnya adek, belum lagi biaya belanja dan juga pengeluaran setiap bulannya yang besar. Ditambah listrik dan lain2, lagian Bapak kan udah pensiun!" pintaku mencoba meyakinkan agar menerima uang itu.

"Ibu memang defisit setiap bulannya. Tapi Ibu percaya sama Tuhan, Tuhan pasti atur rejeki Ibu. Lagian Ibu masih kerja!" Ibu menjawab dengan tersenyum, tapi wajahnya terlihat pucat.

"mi..sakit lagi ya?" tanyaku.

"ya, kamu tahu sendiri sejak operasi kanker dan tumor empat tahun lalu, kondisi kesehatan ibu kan selalu menurun! Ibu bingung rin, meski diapain lagi badan ini, Ibu udah bosan berobat, udah bosan keluar masuk rumah sakit!" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"mi, yang sabar. Banyak doa aja, gak mungkin lah Tuhan kasih cobaan melebihi batas kemampuan kita!" jawabku mencoba menghiburnya. Tapi jauhh di lubuk hatiku aku ikut menangis mendengar jeritan hatinya.

"Tapi rin, kini Ibu merasakan sakit lain lagi, tepatnya di bagian payudara. Ibu takuuuut sekali, ibu diminta oleh pihak yayasan kanker untuk biopsi. Bagaimana ya?" tanyanya padaku.

"Coba mami konsultasi aja dulu sama dokter pribadi mami yang notabene dokter askes yang sudah bertahun-tahun menangani mami!" jawabku mencoba tenang, padahal dadaku bergetar hebat mendengar kabar mengejutkan dari Ibu aku ini.

Lagi-lagi aku begitu memuji dan mengagumi kasih Ibu. Kasihnya tidak pernah berhenti, pudar atau lekang oleh waktu. Walau aku sudah bekerja, ia masih memperlakukan aku dengan kasih dan kemanjaan, walau aku pernah salah dan membantah.. ia memaafkan jauhhh sebelum aku meminta maaf.

Friends, jangan sakiti hati ibu kamu ya...kamu akan menyesal nantinya!

(bagi yang belum pernah baca 'Kasih Ibu sepanjang jalan (ke-satu), ada di postingan aku paling awal.

30 maret 2005
dari yang lagi kuatir akan ibu tersayang,
ririn