Thursday, February 23, 2006

Bersyukur ...

Pagi ini aku jengkel sekali. Bagaimana tidak? Biasanya perjalanan dari rumah ke kantor hanya butuh waktu satu jam..itupun kalau plus macet, kalau lancar cukuplah 45 menit. Oh iya aku tinggal di Sidoarjo, rumah sendiri bersama suami. Hitung-hitung belajar mandiri. Dan kerjaku di Ubaya Tenggilis atau daerah rungkut.

Aku terjebak kemacetan sejak perjalanan sampai di Buduran. Ternyata ada demo karyawan Maspion II. Aku pikir sih hanya di Maspion II, jadi si sopir pribadiku tetep melaju dengan pedenya. Tak tahunya hampir seluruh perjalanan macet total. Seluruh buruh Maspion I,II dan III berdemo di jalanan. Apa mau dikata ...kalau nyerah berarti tetep terjebak di satu tempat. Dengan modal nekad, si sopir pribadi yang aku cintai setengah mati ini langsung ngelawan arus dan berbelok cari jalan alternatif. Puter-puter dan terus puter-puter...kepalaku sampe pening lihat jalanan penuh sesak, padahal perut udah mendesak besar. Duduk berlama-lama di motor juga gak enak, perut jadi kaku. Huhhhh...akhirnya kita berdua ngobrol sendiri2 sama boss masing2 meminta ijin datang terlambat.
Dan... teng-teng..nyampai kantor jam 09.30. Gilaaaaaa!! Padahal berangkatnya jam 7.00

Si Cleaning tempat aku sempat ngobrol, lha iya mbak kok buruh maspion masih kurang aja ya? Padahal motornya juga bagus2...mbok ya lihat kita ini, cleaning di sini gaji aja cuma 300ribu.
Nah lhoo...?
Aku pikir-pikir bener juga si mbak cleaning service ini. Gaji 300ribu sekarang ini bisa makan apa sih? apalagi bbm naik, bahan kebutuhan pokok naik total sejak Pak SBY menjabat sebagai orang nomer satu di Indonesia.
Dan kalau kita mau menoleh ke bawah lagi..terus dan terus, sebenarnya banyak orang yang gajinya sedikit banget bahkan untuk makan diri sendiri aja kurang.
Tapi orang2 itu selalu bisa 'nrimo' dengan perkataan cari kerjaan susah.

Jika ditelaah lebih dalam, kadar bersyukur tiap orang berbeda. Kaum buruh mungkin masih selalu merasa kurang jika mereka membandingkan gajinya dengan staff di kantoran. Tetapi kaum cleaning service yang gajinya lebih kecil dari kaum buruh merasa bahwa kaum buruh terlalu menuntut.

Seorang saudara jauh..bekerja sebagai buruh di sampoerna, hanya seorang pelinting rokok. Tapi bisa beli tanah hingga nilainya berjuta-juta. Bahkan saat pernikahannya pun di desa diramaikan dengan wayang kulit dan campursari, pernikahan yang cukup melelahkan selama 7 hari 7 malam.

Alangkah bahagianya hidup jika setiap orang bisa mensyukuri keadaannya dan mau melihat sekelilingnya.
Tapi inilah kita.. kita manusia biasa, yang selalu merasa kurang dan kurang.

Awalnya 200ribu cukup, kita menuntut dan diberi 400 ribu. Tapi masih kurang, karena kita ingin 600 ribu.

Jadi...mari kita bersyukur selalu ya! Tentu saja bersyukur dalam segala hal.