Tuesday, February 15, 2005

Imlek dan Suro

Lama tidak berkunjung,
lama tidak berkeluh kesah,
rindu mulai melanda resah,
ingin menggoreskan tinta akan guncangnya jiwa..

wah libur dua hari kemarin hujan sangat deras mengguyur kota surabaya.
Ada kalanya sih orang2 bilang memang itu identik dengan perayaan imlek dan tahun baru hijriah (kalau orang jawa bilang 'Suro')

Bicara soal imlek, beberapa temen sempat pulang sore. Katanya sih ada acara dinner ma keluarga. Sempet bilang ma aku, 'malam ini dikenyangin rin, besok kan puasa'
Aku jadi ingat, ternyata tanggal 9 februari selain perayaan imlek, juga ada perayaan 'misa rabu abu' bagi umat katolik yang menandakan adanya awal puasa.
Rabu abu adalah awal puasa yang berarti masa prapaskah, saat umat katolik berprihatin, berpantang atau berpuasa selama empat puluh hari hingga menjelang perayaan paskah.

Ingat kata 'suro' jadi ingat cerita ortu aku. Mereka pergi ke kota ponorogo hendak mengunjungi nenek di sana. Tetapi sayang, masih di tengah kota ortu aku harus menghadapi kemacetan selama empat jam lebih.
'Suro' selalu dirayakan dengan kemeriahan pada masyarakat jawa, yang masih kental budayanya dan yang masih merayakan adalah daerah jawa tengah dan jawa timur.
Di Ponorogo, 'Perayaan Suro' begitu meriah.. mendengar cerita ortu aku, aku jadi ingin sekali melihat perayaan suro di sana.

Digambarkan dengan pawai delman atau disebut 'dokar'. Setiap delman membawa pejabat pemerintahan, seperti bupati ponorogo beserta keluarga, lalu ada juga festival mobil hias yang diikuti oleh sekolah2 se-ponorogo mulai dari TK hingga perguruan tinggi.
Yang heboh lagi adalah festival reog. Festival ini ternyata pesertanya bukan hanya dari Indonesia saja, tetapi juga dari Suriname.

Antusias masyarakat Ponorogo menghadapi suro ini sudah dimulai sepuluh hari sebelum suro. Sepuluh hari sebelum perayaan ini, banyak warga ponorogo baik yang tinggal tengah kota hingga pelosok desa mulai berdatangan memadati alun-alun.

Terakhir aku ucapkan :

Gong Xi Fa Cai

Selamat Tahun Baru Hijriah