Friday, November 23, 2007

Toilet Training

Ini foto Edgar waktu usia 10 bulan

Jika saya ditanya, apakah saya mempunyai buku tentang Toilet Training (memberikan pelajaran toilet training pada anak), pasti jawaban saya tidak. Jika ada orang bertanya, apakah kamu membaca pengetahuan pengajaran toilet training pada anak lewat internet atau majalah mungkin? Tidak juga...

Saya ingin berbagi dengan teman-teman, yang mungkin baru punya anak atau yang mungkin sudah punya anak tapi anaknya masih mengompol. Ya anggap saja ini tips parenting ala RIRIN he..he..

Sebenarnya sangat mudah untuk mengajarkan toilet training pada anak, hanya saja dasarnya dari kita yaitu orangtuanya. Semua tergantung dari kita malas atau tidaknya, telaten atau tidaknya. Sejak anak saya bayi merah, saya tak pernah sedikitpun membiasakan memakai pampers tengah malam (jam tidur malam).Walaupun saya lelah bekerja, tengah malam anak saya nangis ngompol, saya tetap dengan senang hati menggantikan popoknya. Saya menghafalkan tanda-tanda dia ingin pipis atau tanda-tanda dia akan pup. Waktu masih bayi, ketika mulutnya manyun, alis matanya berkerut..baik saya atau suami sudah tahu bahwa ia ingin pup. Kita lekas saja membuka popok, cari koran dalam bahasa jawanya ditatur. Jadi si bayi ini kita gendong dengan posisi kepala kita tahan tangan kiri tempelin paha kiri, pantatnya kita pas kan di koran. Dan ini akan terbiasa bagi bayi. Setiap dia ingin pipis dan ingin pup dia pasti bilang, walau dengan nada tangisan. Edgar juga begitu. Walau tengah malam, matanya mengantuk saat ia ingin pipis, dia menangis dan bilang 'pis..pis..mimik' ya pastinya ingin pipis tapi juga lagi haus. Nah kalau malas bawa anak ke toilet, sediakan aja ember kecil untuk tempat pipisnya he..he..

Jadi tipsnya :
1. Jangan gunakan pampers setiap hari, setiap malam. Gunakan pampers hanya saat pergi saja.
2. Tengah malam hafalkan kebiasaan atau keluhan bayi saat dia ingin pis atau pup.
3. Ketika dia sudah bisa duduk sendiri dan merangkak, sudah saatnya untuk membelikan toilet training
4. Ajarkan dia bahasa sederhana untuk bisa mengatakan keinginannya saat pipis dan pup
(Edgar sudah bisa mengatakan pis dan eek jika ia ingin ke belakang)
5. Ajarkan dia bahasa tubuh yang mengungkapkan ingin pipis atau pup (saat dia belum bisa bicara)
(Edgar dulu kalau ingin pipis selalu memegang tititnya sambil menangis)
6. Semua adalah kesabaran, telaten dari kita sendiri sebagai orangtuanya.

Ternyata toilet training sangat penting bagi anak-anak. Seperti tetangga saya, yang anaknya berbeda 1 bulan dari anak saya. Hingga saat ini tiap hari orangtuanya memakainya pampers. Karena si anak ini kalau pup ya sudah di celana aja, mau pipis juga gak bilang. Terus anak sodara saya yang sekarang kelas 3 SD...duh amit-amit, sampai sebesar itu masih ngompol juga tiap tidur malam. Kalau anak sodara saya ini dasarnya mungkin dia malas bangun. Dan mamanya terbiasa memakaikan pampers sampai dia TK.

Jadi kalau kita bisa mengajarkan toilet training pada anak kita sedini mungkin, kenapa gak sih?

Ok deh, happy weekend. Lain waktu saya akan sharing tentang parenting lagi ya....gaya deh. Padahal saya juga baru punya anak satu, sok pengalaman deh he..he..