Monday, November 13, 2006

Panas

" Aduhh badan rasanya gak enak, gak pake kipas angin panas..pake kipas angin badan rasanya meriang." Ibu saya mengeluh dengan keringat bercucuran.

"Apa panas seperti ini pengaruh dari udaranya lumpur lapindo ya? Perasaan seumur-umur baru kali ini Surabaya seperti ini" Ibu mertua saya juga geleng-geleng kepala seraya mengeluh.

"Kemarin aku ke tretes aja berkeringat. Bayangkan, selama ini pergi ke tretes gak pernah aku merasa kepanasan. Bahkan biasanya siap jaket tebal. Tapi kemarin rasanya udara dingin tidak terjadi di sana" Kakak iparku yang baru pulang dari Tretes membuka topik percakapan, membahas tentang cuaca yang memang gak enak di badan.

"Aduh pa..badanku gak enak banget. Pusing, meriang, kepanasan tapi pake kipas perut kembung." aku meracu sambil memegang perut, bahkan sempat mual dan ingin muntah.

"Sama ma..kepalaku pusing banget ini." tadi pagi suamiku langsung mengguyurkan air sambil keramas menepuk2 keras kepalanya.

Ternyata tidak hanya aku, suamiku atau ibuku saja yang merasakan panas. Semua orang yang bertempat tinggal di Surabaya merasakan gerah, tak nyaman dan kepanasan. Aku tidak menyalahkan kalau tiba-tiba badan Edgar merah-merah seperti biang keringat. Jangankan bayi, orangtua saja tak tahan dengan cuaca seperti ini. Suamiku aja juga mengalami merah-merah di punggungnya dan kulit kasar yang terasa gatal.

Banyak orang bilang ini pengaruh dari semburan lumpur lapindo. Dan banyak orang menyimpulkan bahwa dunia sudah mendekati kiamat. Sebagian orang tua bilang ini karena banyak orang punya gawe..nah kan kalau ada pesta selalu pake pawang hujan. Dan semestinya surabaya sudah mengalami musim hujan, namun kenyatannya yang ada hanya udara panas yang bikin semua orang tak nyaman.

Bagaiman cuaca di tempat kalian, friends? APakah sama dengan surabaya? Semoga tempat kalian lebih baik..alias udaranya sejuk he..he..

Selamat beraktifitas.