Tuesday, September 12, 2006

RencanaNya

Siapa sih yang bakal tahu rencanaNya? Aku, kalian ataupun paranormal tidak akan pernah sanggup menebak rencanaNya.

Manusia bolehlah menyusun rencana, tapi akhirnya rencana manusia terkadang tidak sejalan dengan rencanaNya.

Seperti yang terjadi Sabtu dan Minggu kemarin. 10 September adalah pernikahan adik ipar aku. Tentunya kami semua menyambutnya gembira. Di usianya yang sudah 30, akhirnya dia mengakhiri masa lajangnya.
Tugaspun dibagi, kesibukan dan hiruk pikuk sudah terlihat sejak hari kamis. Aku hanya kebagian tugas untuk mencarikan paduan suara pengiring mempelai. Suamiku dapat tugas untuk mencari mobil buat manten dan seluruh keluarga, titin (adik dari kakak ipar suamiku) bertugas membeli buku tamu juga sebagai koordinator penerima tamu + souvenir.
Aku tak mendapatkan kesibukan berarti tepat tanggal 10 karena aku dianggap sibuk mengurus si kecil.

Siapa menyangka?
Malam widodareni, Sabtu yang harusnya kami semua bersukacita..menyambut esok persiapan pemberkatan nikah dan resepsi, tiba-tiba kami harus menangis. Luka, sesak, dan sedih.
Kabar kecelakaan Titin membuat suasana persiapan panik. Semua wajib membagi tugas ulang. Suamiku akhirnya mengurus di Rumah sakit, bukan mengurus pernikahan adiknya.

Titin pergi keluar kantor bersama temannya untuk membeli buku tamu, hendak ke Delta Plaza / Surabaya Plaza. Sampai di arah PDAM lurus, jalanan menanjak tiba-tiba ada sepeda motor yang menarik tasnya hingga membuat ia jatuh ke aspal dan terseret. Ternyata si perampok tidak berhenti sampai di situ, ia masih membacok titin dengan sarjam (clurit) maksudnya hendak melepas tasnya tapi terkena kepala titin.

Titin koma, titin kritis..bahkan pada jam 11 malam hari sabtu/9 sep sempat beredar kabar bahwa titin meninggal.
Tulang rahang pembentuk wajah dan dagu hancur..tinggal daging yang menggelonjor ke bawah. Mata, telinga dan hidung terus mengeluarkan darah. Giginya sudah tidak ada semua. Kata dokter kemungkinan hidup hanya 50 %, kalaupun hidup titin akan cacat.
Tempurung otaknya juga terpaksa diambil karena terkena tusukan dari tulang kepala yang terkena sarjam.
Apa titin sanggup melanjutkan hidup dengan kondisi seperti itu? tanyaku dalam hati. Apalagi sebelum kecelakaan, titin sangat cantik..belum married lagi.

Akhirnya aku menggantikan tugas titin untuk menjaga buku tamu + souvenir.

Hari ini titin mulai membaik, sadar dari koma setelah mengalami operasi ketiga kalinya. Ia mulai bisa diajak komunikasi tapi hanya lewat gerakan tubuh, air matanya mengalir terus. Kemarin Romo Tandyo memberikan sakramen perminyakan yaitu memberikan keteguhan supaya ia dapat berjuang dalam sakral mautnya.

Mohon doa untuk kesembuhan titin. Semoga ia tabah menghadapi semua ini. Hati-hati kalau naruh tas lebih baik di dalam jaket, jangan sampai kejadian titin terulang pada teman2.

>.|.titin, yang pake jaket merah.|.<

Photobucket - Video and Image Hosting

>.|.titin, yang pake baju hitam.|.<

Photobucket - Video and Image Hosting