Saturday, December 22, 2007

Januari 2008

Pemilihan Asian Idol memang sudah selesai. Tetapi kok rasa kecewa saya masih ada. Padahal walaupun Indonesia menang, saya gak dapat apa-apa kan? ha..ha..
Asian Idol yang terdiri dari Mike Mohede-Indonesia, Mou Marcello-Philipina, Jacklyn-Malaysia, Hady Mirza-Singapore, India dan Vietnam memang sudah tampil maksimal. Dari awal ketika perkenalan para pengikut Asian Idol, saya sudah bisa mengatakan bahwa Mike Mohede cukup berbobot. Mike Mohede tidaklah kalah dengan jawara-jawara Idol dari negara lain di Asian.

Saat penampilan 15 Desember lalu, saya cenderung mengatakan bahwa saingan terberat Mike Mohede adalah Jacklyn dari Malaysia dan Mau Marcello dari Philipina yang menurut saya kemampuan teknik vocalnya cukup bagus, kemampuan menguasai head voice atau suara kepala sangat lihai, terutama Mike..kemampuan ber-improvisasi pada lagu-lagu sangat jenius. Herannya lagu apapun dibawakan Mike menjadi lain dan enak didengar. Ternyata apa yang saya rasa juga dirasa para juri. Mereka cenderung memilih tiga kontestan yang dalam kategori berbobot.

Ketika Ata-host mengumumkan dengan tidak bersemangat, dia mengumumkan dengan nada yang sangat biasa bahwa pemenangnya Hady Mirza, saya kira itu belum pengumuman. Ternyata itu sudah pengumuman yang sebenarnya. Tahulah saya, mengapa ke-tiga Host tidak bersemangat. Sayapun kecewa. Hady Mirza yang olah vocalnya pas-pas san...bisa-bisanya terpilih menjadi Asian Idol. Tapi ya sudahlah...itulah sistem penjurian dengan sms. Kalau dipikir-pikir berapa juta jumlah masyarakat Indonesia? Untuk sms ke Mike, pasti negara yang lain kalah dalam jumlah. Tetapi bukankah negara Singapore memang lebih makmur daripada masyarakat Indonesia? Untuk membeli pulsapun saya yakin negara Singapore lebih mampu. Memang jumlah masyarakat mereka sedikit, tapi ya..kantong mereka cukup untuk membeli pulsa dengan mendukung Hady Mirza. Wah...di ajang World Idol, berarti Hady Mirza yang akan mewakili.

Terlepas dari Idol...tidak terasa Natal dan Tahun Baru akan tiba. Semua memang terus berjalan. Dan sayapun kembali mengalami masa liburan panjang. Mulai tanggal 24 Desember sampai 3 Januari 2008 saya akan jeda dari dunia maya.

Dengan penuh keceriaan ijinkan saya mengucapkan
Selamat Natal 2007 buat anda yang merayakannya dan Selamat Tahun Baru 2008

Semoga di tahun 2008 ini, apa yang belum kita dapatkan di tahun 2007 dapat kita raih di tahun 2008..dan tentunya berdoa selalu sukses akan menyertai anda semua. Amin.

Bersiap-siap meninggalkan coretan lama, mencoba membuka lembaran baru dengan kertas putih...dan catatan-catatan rapi. Tetapi bisakah? Bukankah hidup ini jika diandaikan lembaran, ia tidak bisa kembali menjadi kertas putih? ^_^

Happy long holiday ya!

Thursday, December 13, 2007

Buku Cerita Anak Blogfam

Awalnya ingin mencoba bagaimana membuat cerita anak. Kemudian iseng mengikut lomba membuat cerita anak di blogfam. Walau gak menang, saya cukup gembira kalau 3 cerita anak saya di blogfam sempat masuk dalam babak final.

Berawal dari lomba, Iwok dan Blogfam mencoba menawarkan kumpulan cerita anak hasil lomba pada penerbit.
Dan inilah hasilnya... Terbit dua buku, Buku Cerita anak realita (yang isinya cerita-cerita realita) dan Buku Cerita anak fantasi (yang isinya hanya hayalan atau cerita rekaan saja). Saya sendiri juga sudah lupa berapa banyak cerpen saya yang ngikut di situ, karena pengabaran akan proyek buku ini cukup lama.

Sayang sekali, buku ini tidak dijual di toko-toko buku. Buku ini hanya dijual di lembaga pendidikan saja atau lebih tepatnya dijual di sekolah-sekolah. Saya senang, dapat ikut ambil bagian dalam pendidikan seperti ini.

Thanks untuk Blogfam dan tentunya Iwok.

Ini buku keroyokan saya yang ketiga. Berharap semoga kelak saya bisa punya single book...yang hanya nama saya sendiri nongol di buku he..he.. Optimis ya!

Friday, November 23, 2007

Toilet Training

Ini foto Edgar waktu usia 10 bulan

Jika saya ditanya, apakah saya mempunyai buku tentang Toilet Training (memberikan pelajaran toilet training pada anak), pasti jawaban saya tidak. Jika ada orang bertanya, apakah kamu membaca pengetahuan pengajaran toilet training pada anak lewat internet atau majalah mungkin? Tidak juga...

Saya ingin berbagi dengan teman-teman, yang mungkin baru punya anak atau yang mungkin sudah punya anak tapi anaknya masih mengompol. Ya anggap saja ini tips parenting ala RIRIN he..he..

Sebenarnya sangat mudah untuk mengajarkan toilet training pada anak, hanya saja dasarnya dari kita yaitu orangtuanya. Semua tergantung dari kita malas atau tidaknya, telaten atau tidaknya. Sejak anak saya bayi merah, saya tak pernah sedikitpun membiasakan memakai pampers tengah malam (jam tidur malam).Walaupun saya lelah bekerja, tengah malam anak saya nangis ngompol, saya tetap dengan senang hati menggantikan popoknya. Saya menghafalkan tanda-tanda dia ingin pipis atau tanda-tanda dia akan pup. Waktu masih bayi, ketika mulutnya manyun, alis matanya berkerut..baik saya atau suami sudah tahu bahwa ia ingin pup. Kita lekas saja membuka popok, cari koran dalam bahasa jawanya ditatur. Jadi si bayi ini kita gendong dengan posisi kepala kita tahan tangan kiri tempelin paha kiri, pantatnya kita pas kan di koran. Dan ini akan terbiasa bagi bayi. Setiap dia ingin pipis dan ingin pup dia pasti bilang, walau dengan nada tangisan. Edgar juga begitu. Walau tengah malam, matanya mengantuk saat ia ingin pipis, dia menangis dan bilang 'pis..pis..mimik' ya pastinya ingin pipis tapi juga lagi haus. Nah kalau malas bawa anak ke toilet, sediakan aja ember kecil untuk tempat pipisnya he..he..

Jadi tipsnya :
1. Jangan gunakan pampers setiap hari, setiap malam. Gunakan pampers hanya saat pergi saja.
2. Tengah malam hafalkan kebiasaan atau keluhan bayi saat dia ingin pis atau pup.
3. Ketika dia sudah bisa duduk sendiri dan merangkak, sudah saatnya untuk membelikan toilet training
4. Ajarkan dia bahasa sederhana untuk bisa mengatakan keinginannya saat pipis dan pup
(Edgar sudah bisa mengatakan pis dan eek jika ia ingin ke belakang)
5. Ajarkan dia bahasa tubuh yang mengungkapkan ingin pipis atau pup (saat dia belum bisa bicara)
(Edgar dulu kalau ingin pipis selalu memegang tititnya sambil menangis)
6. Semua adalah kesabaran, telaten dari kita sendiri sebagai orangtuanya.

Ternyata toilet training sangat penting bagi anak-anak. Seperti tetangga saya, yang anaknya berbeda 1 bulan dari anak saya. Hingga saat ini tiap hari orangtuanya memakainya pampers. Karena si anak ini kalau pup ya sudah di celana aja, mau pipis juga gak bilang. Terus anak sodara saya yang sekarang kelas 3 SD...duh amit-amit, sampai sebesar itu masih ngompol juga tiap tidur malam. Kalau anak sodara saya ini dasarnya mungkin dia malas bangun. Dan mamanya terbiasa memakaikan pampers sampai dia TK.

Jadi kalau kita bisa mengajarkan toilet training pada anak kita sedini mungkin, kenapa gak sih?

Ok deh, happy weekend. Lain waktu saya akan sharing tentang parenting lagi ya....gaya deh. Padahal saya juga baru punya anak satu, sok pengalaman deh he..he..

Wednesday, November 14, 2007

Semangat baru ..

Setelah jeda entah lima bulan bahkan enam bulan lebih tak menulis, tiba-tiba saja semangat saya bangkit lagi ingin menulis. Iseng menengok file di kompi kantor, ternyata saya pernah membuat beberapa naskah terpotong yang tak saya teruskan. Anehnya salah satu file yang hanya berisi 2 halaman cerita itu merupakan cerita yang bagi saya cukup unik dan sedang trend di perfilman indonesia saat ini...yach apalagi kalau tidak bertema HOROR. Satu file lagi merupakan Novel anak yang sudah saya buat hingga 15 halaman entah kapan membuatnya saya tak tahu, yang pasti novel anak inipun terbengkalai tak terurus. Dan tiba-tiba saya punya ide tak terpikirkan sebelumnya, yaitu membuat kisah nyata dari seorang anak SMP yang pernah mengalami pahitnya hidup. Saya sendiri belum terpikir jauh hendak diberikan ke penerbit mana.

Masalah menulis itu sebenarnya masalah hobby, hanya saja memang kita butuh pengakuan...kita ingin tulisan kita bisa dibaca banyak orang. Kenyataannya untuk menembus penerbit itu susah. Walaupun saya tahu penerbit saat ini jumlahnya ratusan. Pesan dari teman-teman penulis sih, gak boleh putus asa..benar begitu? ^_^
Kabar Novel saya yang bertema chicklit di salah satu penerbit masih dalam proses baca. Novel saya yang bertema teenlit, sudah ditolak oleh salah satu penerbit karena dianggap tidak sesuai dengan visi dan misi penerbit. 5 Seri Pictorial Book saya ditolak salah satu penerbit juga, karena dianggap temanya sudah umum. Tuh kan...gak gampang ingin jadi penulis? ha..ha.. Semangat ririn!

Sabtu lalu (10 Nov) saya diminta jadi pembicara di Seminar Secretary: Challanges & Opportunities, tepatnya di Akademi Sekretaris Widya Mandala, tempat saya dulu kuliah. Intinya sih saya hanya sharing pengalaman saja pada adik-adik yang masih kuliah. Thanks God, acaranya sukses. Salah satu dosen bilang acaranya sukses, karena adik-adik yang masih kuliah itu mendengarkan seminar dengan serius. Gak biasanya mereka se-serius gitu. Saya pribadi senang banget berbagi pengalaman di sana, dan dari sana saya tahu kalau ada adik-adik yang ternyata juga hobby menulis seperti saya. Mereka minta info penerbit dari saya, mereka juga curhat bingung kirim naskah kumcer mereka kemana. Well...walau saya belum termasuk penulis sukses..walau saya masih penulis amatiran..saya bantu mereka sebisa mungkin.

Untuk teman-teman blogfam, saya juga promosiin buku kita lho yang FFF dan BAMDS yang diterbitin Gradien. Sebenarnya sih mereka minta aku nge-jual buku2 ini, tapi info mereka mendadak, jadi aku juga gak sempat untuk hubungin Pak Khun, ataupun teman-teman Blogfam.

Cerita tentang si kecil, sekarang makin pintar aja. Udah bisa menyanyi satu-satu aku sayang mama, sudah bisa gerak lagu topi saya bundar...duhh "mama really miss you babe.." gak tahan berlama-lama ninggalin Edgar, ingin sekali selalu meluk dan cium..habis baunya selalu wangi he..he..

So...Selamat beraktivitas ya..

Oh iya, ini foto Edgar (saat liburan lebaran bulan lalu)

Edgar (yang keriting he..he..) bersama Vincent (anak kakak ipar saya yg berusia 2th)

Edgar , Vincent dan Kakung (Bapak mertua)

Tuesday, October 23, 2007

Jumpa lagi

Pada bulan yang segala rahmat dicurahkan
Ampunan ditawarkan
Ijinkan dengan kerendahan hati merajut tali
berkah dan salam
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir dan batin.
Tidak ada kata terlambat bukan? Biarlah waktu memang tertunda beberapa minggu, tapi tali silahturahmi tak pernah pupus. Bukan begitu?

***

Saya kembali dari libur panjang. Tepatnya sepuluh hari.
Menebus hari-hari saya yang hilang dari kehidupan Edgar.
Kebetulan sekali budhe yang momong Edgar, mudik. Jadilah saya menjelma sebagai ibu rumah tangga sejati.
Di kantor biasanya memandangi komputer setiap harinya. Di rumah saya bergelut dengan segala urusan rumah.
Mencuci, setrika, memasak, ngepel lantai dan yang utama menemani hari-hari Edgar dalam bermain.
Capek, tapi menyenangkan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana pekerjaan budhe, selain momong Edgar, dia juga harus mengerjakan pekerjaan rumah..yang ternyata kalau dikerjakan tanpa henti memang gak ada selesainya. Saya salut banget dengan para Ibu rumah tangga sejati, Ibu rumah tangga yang tidak bekerja di kantor.Kenapa? Saya yang biasa merasakan bekerja, ternyata dalam waktu sepuluh hari bersama Edgar sendirian di rumah, merasa kesepian...dan pernah saya jenuh banget, ingat keluar rumah. Wah sayang, maafkan mama ha..ha..
Tapi, jangan pikir saya tidak berniat untuk menjadi Ibu rumah tangga sejati. Saya berniat...saya sangat berniat. Saya bahagia melihat Edgar tumbuh, melihat kepintarannya tiap hari, melihat manjanya dia manggil 'mama' saat bangun tidur. Saya bahkan meneteskan air mata melihat dia tidur sangat lelap. Saya teringat keluarga saya, yang memang akhir-akhir ini hubungan kami sangat jauh, makin jauh dan makin runyam. Maaf saya tak bisa menceritakan detailnya.

Tak terasa Edgar sudah lari kesana kemari. Kosakatanya makin banyak. Lucunya kata Mobil, Apik dan Topi diucapkan hampir sama. Kata-kata dong (minta gendong) hampir menyerupai pengucapan huruf U. Kata-kata 'gak mau' menjadi gaya khasnya 'mau...mau' padahal dia bilangnya gak mau, sambil memalingkan wajah dan badannya.

Segala sesuatu indah pada waktunya. Saya hanya punya motifasi itu.
'Janganlah kamu kuatir akan apa yang kamu makan, kamu minum dan kamu pakai' Saya punya kekuatan karena Firman itu.
Tak terasa banyak hantaman mengalir di kehidupan saya. Berat! Sesak! Bahkan saya seperti tak bisa bernafas. Saya hanya bisa berucap "Gusti, paringi kulo kiat. Paringi kulo sabar"

Tapi memang Tuhan itu baik...baik sekali.
3 Minggu sebelum lebaran, saya kehilangan dompet dan hp. Di dalam dompet berisi ATM saya, ATM suami saya, KTP, SIM, surat-surat penting semua ada di situ, termasuk buku tabungan saya.
Pagi kehilangan, Malamnya Edgar demam tinggi dan muntah. Akh Tuhan memang menguji kami, tidak pernah Edgar sakit seperti ini. Kami bingung. Mau dibawa ke UGD, uang tinggal 7.500 di dompet suami saya. Ambil uang, ATM dua-duanya hilang. Saya lalu kompres Edgar, kipas saya nyalakan, saya biarkan suhu kamar dingin. Edgar saya telanjangi. Perut saya beri minyak kayu putih. Paginya masih demam dan muntah. Saya bikin labuh putih dikukus dengan gula batu. Lalu saya peras, airnya diminumkan. Tuhan sangat baik, Edgar sembuh. Demam langsung turun, dan tidak muntah lagi. Tuhan tahu kalau kami tidak punya uang.

Keesokan harinya, suami saya dapat rejeki. Satu minggu kemudian, saya dibelikan hp oleh suami saya. Thanks God. Janji Tuhan memang seperti fajar di pagi hari. Janji Tuhan memang tiada pernah berhenti bersinar. Di dalam keyakinan iman selalu ada pengharapan.

Saat ini memang hari-hari akan terasa berat berjalan. Namun jauh di lubuk hati saya, saya yakin...Tuhan akan memberi kado terindah yaitu kebahagiaan di masa mendatang. Seperti penantian saya 3 tahun, yaitu Edgar..dia kado terindah dari Tuhan.

Saya sedikit melow ya di postingan kali ini. ha..ha..

Btw...mohon maaf jarang update, karena ternyata memelihara banyak blog itu sudah. Thanks to God juga, karena usaha souvenir saya mulai berjalan walau pesanan masih satu, dua atau tiga. Kemarin ada teman yang pesan kaos untuk acara di organisasinya. Tapi untuk blocknote dan pulpen talinya gak jadi, karena udah ada donatur. Saya jadi lupa menulis...tak menghasilkan tulisan apapun dalam 4 bulan ini, kecuali puisi toilet ha..ha..

Dan...selamat beraktifitas, selamat bekerja....

Monday, September 10, 2007

ia

lagu itu mengalun lembut
mengingatkanku pada seseorang
ia yang tak ingin aku lupakan
ia yang selalu tersimpan bukan hanya pada hatiku
tapi juga tersimpan dalam seluruh organ tubuhku

namanya tak ingin aku buang
namanya, juga senyumnya
ingin aku bawa hingga ajal menjemput

walau hati sakit,
tapi ia tak bisa membuatku membencinya
ya .. aku tak bisa
tak pernah bisa membencinya dengan sengit
atau dengan dendam

aku sangat mencintainya, merindukannya
melebihi rinduku pada kekasih tidurku.

***
catatan kecil termenung diri saat di toilet kantor ^_^

Thursday, August 02, 2007

Saya berbisnis

Akhirnya, saya update juga blog tercinta saya ini. Maaf teman-teman bukannya ririn yang sekarang ini sombong, tak mau nengok teman-teman lagi, gak mau blogwalking...bukan. Tapi ririn yang sekarang ini sok jadi orang sibuk jieeh.

Pernah gak sih kalian pernah punya pikiran ingin mengasuh anak di rumah? Pernah gak punya keinginan untuk melihat anak kita pintar tiap harinya. Dan inilah yang jadi pemikiran saya untuk memulai bisnis sendiri. Suatu kali tiba-tiba saya mendengar Edgar teriak "Mama kerja (Mama ja), Mama ada (kalau yang ini dia asli bisa jelas mama ada)" Saya seneng banget dan berceletuk. "Sayang kamu sudah pintar ya sekarang udah panggil mama, udah tahu mama kerja segala." Eh si budhe saya bilang "Wah iya sejak kemarin siang dia sudah pintar ngomong gitu." Soalnya Edgar paling fasih banget kalau panggil papa dan bilang apa.

Nah dari situlah saya merasa kehilangan moment-moment penting saya bersama Edgar. Saya merasa melewatkan hari-hari pertama dia 'bisa'. Bayangin aja jam tujuh pagi saya berangkat kerja, pulang sampai rumah jam 6 sore. Terkadang saya ada latihan paduan suara untuk tugas gereja. Lalu minggu pagi sampai sore saya harus melatih paduan suara di salah satu Univ di surabaya untuk persiapan wisuda.
Waktu saya untuk Edgar hampir tidak ada. Jadi ketika sampai rumah saya secepat kilat ambil langkah untuk mandi bersih, makan bentar lalu segera bermain dengan Edgar. Itupun efektifnya hanya 2-4 jam, terkadang kuran dari 4 jam. Tepat jam 9 malam atau kadang jam 8 malam Edgar sudah mengantuk dan tidur. Saya pun dapat berkomunikasi denganya start jam 5 pagi lagi. Duhh...bentar banget waktu saya melihat wajah imutnya.

Saya mencoba berbagai cara untuk bisa kerja di rumah. Dengan gaya sok prof, sok jago saya searching di internet. Saya mulai merambah dengan cara ppc (alias pay per click) idih...ternyata gituan banyak yang nipun alias spam. He..he..mulai merambah lagi dengan paid survey, paid review...halah hasilnya sih belum ada...lha waktunya juga jarang bisa konsen ^_^ Lalu dengan pedenya saya nyoba adsense special google tuh...
Semuanya nol. Kesimpulannya saya GOBLOK dan GAPTEK ^_^
Mikir2 kerja apa ya di rumah? Jadi penulis saat ini gak mungkin, komputer gak punya...emang nulis pake apa?he..he..Dan saya sudah kirim lho naskah ke 3 penerbit, belum ada kabar hingga 4 bulan ini hiks....
Ya sudah emang sekarang jalannya saya disuruh bersabar dulu.

Tapi sekarang saya sudah merintis bisnis kecil-kecilan teman...mau tahu?
Ya ... pokoknya bagi teman-teman yang mau married, ulangtahun atau butuh buat promosi perusahaan. Saat ini saya menjual souvenir...(jualan ni yeeee).
Kalau yang tinggal di Surabaya dan Sidoarjo, bisa kok saya kirim...mau lihat contoh2nya bisa juga saya datangi ke rumah. Yach ini merupakan pelayanan istimewa dalam kiat merayu pelanggan he..he..Untuk Surabaya Sidoarjo jika jadi pesen souvenir saya pengiriman gratis alias tidak dipungut biaya. Tapi bagi luar kota Sby Sidoarjo, ongkos kirim ditanggung sendiri yaaa...
Sementara saya belum buat blog atau websitenya. Ntar kalau saya sudah menfoto semua koleksi souvenir saya, baru deh saya pajang. Halah PROMOSI nih...

Apa saya masih pingin jadi penulis? Tentu dong...tetap semangat. Kalau souvenir saya sudah terkenal (hiks..semoga aja) maksudnya tuh laris manis, saya berencana merekrut karyawan dan saya hendak kerja sendiri di rumah. Nah kalau di rumah saya bisa punya waktu banyak bersama edgar dan punya waktu lebih untuk menulis.

Pas Ultah saya tangal 27 kemarin saya dapat kado istimewa dari Tuhan. Edgar bisa jalan. Sebenarnya sih Edgar udah bisa jalan dari usia 10, tapi pedenya dia tuh kurang. Alias kurang berani. Tiap kali dilepas nangis, maunya tangannya gandeng tangan mama. Tapi saya tahu, saya gak perlu maksa. Saya hanya memotivasi dia, memberi keyakinan agar dia percaya diri, agara dia gak ragu-ragu. Tiap kali saya libur, pasti saya latih untuk jalan dari saya ke papanya. Yaaa cukuplah 3-4 langkah. Akhirnya dia udah jalan. Bicaranya itu yang heeemmm lumayan masuk dalam kategori cerewet. he..he..

Apalagi ya yang belum saya ceritain? Besok2 lagi deh ceritanya disambung
c

Saturday, June 23, 2007

Empat tahun sudah

Aduhh lama sekali saya tidak meng-update blog tercinta saya ini. Lama juga saya tidak blogwalking ke teman-teman tercinta. Shofa, Dewi, Yaya, Vi3, Mbak Sa, duhh...banyak deh. Bukannya saya melupakan anda semua. Miss you a lot..pingin blogwalking. Tapi...saya sekarang lagi maruk cari duit. Halah..! He..he.. bener lho, lagi maruk cari duit. Sibuk kerja dan getol-getolnya nyari tambahan di internet. Apa bisa sih? Ya...mencoba membuktikan saja pengalaman seseorang yang katanya dia bisa dapat duit dengan isi survey, dengan hanya klik, dengan bla..bla..buktikan aja sih.
Saya juga lagi maruk nulis...halah. Nulis sana, nulis sini. Nyoba sana nyoba sini. Diterima enggaknya di penerbit ya itu urusan belakangan.

Gak terasa juga ternyata saya udah kelar edit chicklit saya yang akhirnya saya putuskan kirim ke GagasMedia. Ragu-ragu sih, saya gitu lhoo...si penulis karbitan, si penulis yang gak bisa apa-apa alias masih belajaran. Kok berani-beraninya kirim ke penerbit besar he..he.. Kata mereka sih buku saya akan dikabarin 3 bulan. Lama ya?
Terus Teenlit saya udah saya coba kirim ke Penerbit Andi, awalnya sih saya mau kirim ke Grasindo...tapi dengar-dengar di sana lagi ngantri banyak naskahnya. Penulis hebat aja ada yang baru 1 tahun dikabarin...
Terus 2 cerita anak saya saya coba kirim ke Penerbit Tiga Serangkai. Dan....teng..teng..satu naskah saya Seri Dongeng Puteri dan Pangeran ditolak. Ya benar! Saya dapat surat tanggal 18 Juni kemarin, karena Seri tersebut dianggap sama dengan cerita-cerita dongeng lainnya. Mereka bilang sih pesan moralnya ada, juga cocok dengan misi Tiga Serangkai yaitu Keislaman, runut dan rapi cara penyampaiannya..tapi ya itu deh. Gak papa..dunia gak berhenti kan kalau ditolak he..he.. harus berjuang lagi dong!!

Edgar 11 Juni kemarin Ultah ke 1. Dan saya 15 Juni kemarin Ultah Pernikahan ke-4. Empat tahun sudah saya hidup berumah tangga dan satu tahun sudah saya hidup bertiga bersama Edgar.
Banyak suka duka saya alami. Tapi sejak kehadiran Edgar di perut saya, saya banyak diuji kesabaran. Berbagai tempaan datang silih berganti tanpa bisa saya menolaknya. Pernah saya putus asa...Sangat! Tapi kekasih saya berkata "Ma, kalau kamu putus asa lihatlah Edgar" dia memang benar. Cuma Edgarlah yang membuat saya tegar dengan tempaan-tempaan itu.
Duuuuh kok jadi melow gini ya?

Oh iya..jangan kaget kalau Edgar belum berani jalan sendiri he..he..apakah Edgar termasuk lambat? Tidak kan? Saya baca di internet dan tanya sana-sini sih..anak bisa jalan sendiri maksimalnya usia 14 bulan. Kakak sepupu saya malah senyum ketika saya cerita Edgar belum berani jalan dilepas sendiri..alias selalu minta titah. Karena Ellen anaknya dia baru bisa jalan usia 22 bulan.
Sebenarnya berdiri sendiri, merambat Edgar sudah biasa...tetapi saya amati Edgar punya keyakinan bahwa kalau tangannya tidak memegang sesuatu dia akan jatuh. Kemarin saya coba pelan-pelan tangan saya, saya lepas. Dan dia bisa berdiri tanpa berpegangan dan jalan 3 langkah. Ya cukuplah kemajuan bagi saya he..he..

Dan ...teng..teng...inilah foto-foto Edgar dengan gayanya di sepeda.





Monday, June 04, 2007

Hampir satu tahun


Kemarin, rasanya aku masih hamil.
Kemarin juga rasanya aku masih merasakan tendangan-tendangan hebat di perutku.
Rasanya kemarin..tapi kok tiba-tiba janin di perut ini sudah menjadi sosok yang menggemaskan. Pangeran mungilku ini hampir satu tahun.

Edgar sudah mau ultah, tapi siapa sangka penyakit datang tiba-tiba.
Pengasuh Edgar jatuh terpeleset, ketika itu Edgar digendongnya. Sang Pengasuh ini yang tak lain adalah budhe saya, tak bisa berjalan setelah jatuh..sampai-sampai ditolong pembantu tetangga untuk pergi ke tukang pijat.
Dan kamis malam 31 Mei kemarin Edgar langsung batuk dan demam tinggi disertai muntah.

Tanggal 1 pas hari libur, ternyata budhe dapat kabar dari desa bahwa anaknya yang kelas 2 SMP menghilang. Budhe berpamitan sabtu hendak pulang kampung. Sabtu saya bolos kerja. Dan sabtu itu Edgar makin parah aja batuknya. Tiap kali batuk dia pasti nangis, terus muntah dan juga demam tinggi.

Tgl 2, minggu pagi saya bawa edgar pijat ke budhe (kakak bapak) yang memang sudah mijat edgar dari bayi. Kata budhe "Pantas aja budhe yang mengasuh sampe gak bisa jalan...ini lho bayi segini kesleo sampe tiga tempat, parah gini. Walau diberi obat penurun panas ya tetap panas."

Dari Bapak mertua dibikinkan ramuan daun belimbing wuluh, kapulogo diberi gula batu dan entah apalagi lupa. Edgar minum ramuan itu...tok cer banget. Batuknya sedikit berkurang.

Pagi ini Edgar sudah baikan.

Saturday, May 05, 2007

Antara dongeng dan kenyataan.

Saya selalu sedikit kesal jika ada beberapa orang bertanya "Rin, rumahmu di Sidoarjo ya?" Ini sih gak masalah. "Wah habis ini rumahmu kena lumpur lho. Kenapa sih kamu beli rumah di Sidoarjo? Kok gak cari di Surabaya aja? Habis ini kamu ngungsi deh ke Surabaya lagi?"
Tahu gak kesannya? Kesannya kok menyalahkan mengapa saya ambil rumah di Sidoarjo. Kesannya kok seperti bilang 'ihhh enak di surabaya lhooo kita gak kena lumpur'.

Well...siapa sih yang bisa meramalkan masa depan kita sendiri? Anda? Sayapun tak bisa. Saya juga sebagian pendatang di Sidoarjo mengambil perumahan di sana karena di sana selain harga tidaklah terlalu mahal dibanding perumahan di Surabaya, udaranya nyaman, airpun mudah didapat dan jernih dibanding perumahan di Gresik.
Saya dan semua pendatang di sana, tidak pernah tahu akan datangnya musibah yang terkenal dengan 'LUSI' Lumpur Sidoarjo.

Apakah saya pernah kuatir terhadap keberadaan lumpur ini? Tentu..saya kuatir. Saya resah. Jarak rumah saya dengan pusat lumpur hanya sekitar 7 Kilo.
Apalagi ketika beberapa teman bersama saya membahas searching kita di Internet tentang Dongeng Geologi. Sebut saja pakar Jepang (cerita dari kakak sepupu) meramalkan suatu saat Sidoarjo ambles sampai daerah alun-alun (artinya rumah saya juga kena) lalu akan ada air bah lumpur hingga Waru (artinya hampir mencapai kota Surabaya).
Hasil bacaan saya... Mama Lorent sang peramal mengungkapkan dalam 5 bulan ke depan Sidoarjo tenggelam. Beberapa pakar juga mengatakan..ini warning karena ada lumpur..dibanding di negara India yang tiba2 dalam semalam saja satu desa hilang. Lumpur Lapindo akan berlangsung hingga 31 tahun
Hasil bacaan teman saya.. Lempengan Lumpur Lapindo berkaitan dengan Lempengan di Gunung Anyar (daerah Medokan) dan artinya sudah di Surabaya dekat dengan tempat kerja saya di Ubaya.
Teman-teman saya menyebutnya dengan Dongeng Geologi....
Tapi..benarkah ini hanya sebuah dongeng? Ataukah ini akan jadi nyata?

Saat ini saya juga beberapa teman di Sidoarjo berkata "Pasrah..apa kata Tuhan nanti." Satu kata itu merupakan semangat penghiburan bagi saya.

Saya prihatin dengan penanganan Lumpur yang terlambat dari Pemerintah. Mentang-mentang yang punya Lapindo masih pejabat, Pemerintah tak segera bertindak.
Trenyuh juga melihat korban Lapindo yang mengungsi. Dan herannya...tak banyak orang simpati pada mereka, dibandingkan dengan musibah2 yang lain. Padahal mereka juga butuh makan, air bersih, kesehatan (obat-obatan). Begitu juga dengan para karyawan yang terkena PHK karena pabrik tempat mereka bekerja tergenangi oleh lumpur.

Banyak berita yang mengatakan dampak Lapindo nantinya bukan saja dirasakan oleh masyarakat Jawa Timur yang sekarang perekonomiannya turun hingga 1.5%. Dampak Lapindo bisa meluas menyerang perekonomian Indonesia. Jadi..masihkah anda merasa beruntung dan senang karena anda tidak tinggal di Sidoarjo?

Lapindo ternyata juga membuka lahan baru bagi para pengangguran. Gak percaya? Coba anda datang ke arel Lapindo..di sana akan ada tukang ojek yang akan mengantar anda untuk melihat Lapindo yang ternyata tiap harinya tak pernah sepi. Gila kan? Ternyata tempat itu difungsikan juga sebagai obyek wisata. Nah lhoo..kok kesannya mereka suka melihat suatu tragedi yang menyengsarakan rakyat? Gak..gak...intinya mereka ini kebanyakan penasaran dengan bentuknya Lapindo. Termasuk teman saya...yang sampe bela2in kesana bawa suami dan anaknya yang masih usia 9 bulan. Anda juga jangan kaget jika begitu masuk areal Sidoarjo bagi anda yang bawa mobil akan dihadang beberapa orang, mereka menawarkan diri sebagai penunjuk jalan / joki. Untuk tukang ojek sekitar Lapindo katanya bisa mengantongi 35 ribu per orang. Untuk Joki bisa bekisaran 40-50ribu berdarkan tawar menawar.
Pasti anda akan bertanya..kenapa pakai penunjuk jalan? Yaaa karena sejak ada lapindo otomatis jalan menuju Malang/Pandaan ditutup, nah si Joki inilah yang lihai menunjukkan jalan2 alternatif untuk keluar dari kemacetan akibat lumpur.

Berikut ini beberapa foto Lapindo yang membuat miris...

Lapindo membanjiri rumah penduduk..pabrik dan areal persawahan

Asap Lapindo yang makin mengganas
Jalan tol yang sekarang tak lagi berfungsi, tak bisa digunakan
Genangan lumpur makin meluas, bahkan sudah seperti lautan


Foto-foto lain di Detik.com :
  1. Semburan Lumpur Panas Hitam
  2. Mesin Tak Kuasa Sedot Lumpur
  3. Melaju Di Tol Lumpur Gas
  4. Dusun Yang Penuh Lumpur
  5. Lautan Lumpur di Jatirejo
  6. Foto From JRK Indonesia

Monday, April 09, 2007

Saya tahu, saya terlambat.. bahkan sangat terlambat.
Tapi ijinkan saya untuk mengucapkan sepatah kata :
"Happy Easter" buat yang merayakannya.
Semoga di hari Paskah ini Tuhan memberikan keajaiban buat bangsa dan negara Indonesia tercinta ini.

Sungguh, Paskah ini saya berharap akan suatu keajaiban atas terjadinya semburan lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjo. Bayangkan saja, ternyata sudah lebih dari 13 ribu rumah. Korban bukan lagi ratusan orang, bahkan ribuan. Berapa pabrik yang terkena lumpur? Berapa orang yang akhirnya di PHK paksa akibat lumpur? Berapa pengusaha kecil tas di tanggulangin, yang terpaksa gulung tikar. Dan haruskah itu terus bertambah?
Anehnya pemerintah menganggap ini bukan tanggung jawab mereka sepenuhnya. Timnas yang dispecialkan untuk menangani kasus itupun hendak dibubarkan. Seharusnya ini bukan lagi bencana daerah, ini bukan lagi kewajiban lapindo saja. Tapi ini juga termasuk tanggung jawab bersama (pemerintah dan kalangan pemikir juga masyarakan luas) dan ini sudah masuk bencana Nasional. Sungguh lumpur lapindo sudah mengancam Jawa dan Bali. Misal saja, pedagang cabe dari Jember...terpaksa merugi tak karuan, karena cabe biasanya dikirim ke Surabaya. Karena rel kereta tak berfungsi, iapun terpaksa menjual ke daerah dekat Jember.

Saya sendiri sudah was-was. Pasalnya rumah saya terletak di Sidoarjo, tepatnya 8 kilo dari lumpur lapindo. Jika rumah saya kena, berarti Sidoarjo telah tenggelam. Akh... akankah Sidoarjo benar-benar menjadi kota mati? Jika Aceh terkena bencana Tsunami yaitu bencana tak terduga yang datangnya cepat dan tak terpikirkan. Tapi kalau Sidoarjo terkena bencana yang datangnya perlahan-lahan tapi pasti, perlahan-lahan membunuh kehidupan orang-orang di Sidoarjo.
Sungguh, saya cuma ingin keajaiban buat kasus lumpur ini.

Ini adalah Paskah pertama untuk Edgar. Awalnya saya sangat bersemangat mengajak Edgar Misa. Misa Tri hari Suci diawali dengan Kamis Putih. Tak disangka, saya dan suami sangat kewalahan dengan tingkah Edgar. Berteriak-teriak sepanjang gereja, minta dititah, minta main di lantai. Karena kewalahan, suami mengajak pulang. Ya sudahlah, saya mengalah untuk pulang. Saya biarkan Edgar main sepuasnya di rumah.
Jumat Agung saya menitipkan Edgar pada eyangnya. Karena suami tugas Pasio dan saya tugas paduan suara. Hemm..saya dari awal sudah menduga kalau saya akan malu saat tugas paduan suara. Dari awal latihan saya sangat tidak suka dengan pelatihnya, karena selain kalau ngajar ngawur, gak bisa baca not..baca tempo juga gak bisa...eh kasih contohpun salah alias suaranya false. Tapi saya bisa apa? Bapak Ibu mertua cuma bilang, udah diamin aja..ntar orangnya tersinggung marah. Saya juga gak enak, ntar kalau ngajarin dikirin minterin atau sok pinter. Tapi saya beraniin juga hanya untuk kasih tahu tempo lagu, birama dan nada dasar. Ternyata orangnya sedikit bisa terima :)
Kemarin Minggu, Edgar saya ajak ke gereja. Tepat, ternyata misa Paskah khusus anak-anak. Jadi mulai Paduan suara, persembahan, lektor hingga pemazmur semua adalah anak-anak sekolah minggu. Saya jadi kangen untuk mengajar sekolah minggu. Jadi aneh saja...biasanya saya yang berdiri bercerita dengan boneka panggung, saya yang berdiri membagi kue-kue paskah..tapi kemarin ganti saya yang berdiri meng-antri kue untuk edgar :)
Duhhh...lagi-lagi saya dan suami kewalahan. Saya pikir Edgar bisa diam seperti umumnya bayi (sepantarannya, teman2 di gereja) anaknya bisa diam. Edgar begitu saya taruh duduk di karpet tempat pesta paskah anak, langsung saja merangkak melangkahi beberapa anak, hingga sampai di tengah. Herannya anak-anak kecil lain tak merasa terganggu, justru mereka pegangi pipinya Edgar. Saya sendiri jadi bertanya pada suami "Pa..apa si Edgar ini termasuk jenis anak over ya?"

Sayang sekali fotonya tidak saya bawa...mudah-mudahan dalam minggu ini saya bisa posting foto-foto terbaru Edgar.

Wednesday, March 07, 2007

Dia, yang paling kuasa

Aku sedih,
bukan untuk diriku sendiri
tapi untuk negeri
yang setiap hari selalu menjalani kejadian ngeri

tahun lalu banjir lumpur,
bulan lalu pesawat hilang,
minggu lalu longsor
kemarin gempa
sekarang pesawat meledak

aku bertanya pada Tuhan,
ini pertanda apa?
teguran atau cobaan?
kemarahan atau hukuman?

akupun tersadar
bukan hakku untuk bertanya
karena akupun hanya pemain dalam panggung sandiwara
yang nantinya bermain sesuai dengan arahan sutradara

akupun juga mengerti
bahwa hidup harus terus dijalani
dengan instropeksi diri
dan kesadaran hati

sadar ..
untuk selalu berbuat baik
dan siap untuk diambil
sang sutradara kehidupan

==================================

Kemarin saat lunch, tanpa sadar aku dan beberapa temanku ngobrol soal pesawat.
"Wah, sekarang kalau naik pesawat biar lebih save, pake Garuda aja deh...habis Adam Air udah beberapa kali juga kecelakaan," kata salah satu temanku.

Pagi ini, tiba-tiba kudengar pesawat Garuda meledak.
Siapa yang bisa memperkirakan? Tiba-tiba pesawat yang disebutkan oleh temanku sebagai pesawat yang bikin penumpang 'save' ternyata sudah gak save.

Siang ini, saat lunch .. kita jadi ramai-ramai bahas masalah itu. Apalagi salah satu teman (Australia Education Center), bawa tivi kecil, dia penasaran dengan 9 orang Aussie yang ikut menjadi korban dalam ledakan pesawat itu.

Aku jadi sedih jika ingat negeri tercintaku ini. Negeriku ini rasanya tak surut dari masalah. Gempa, banjir, kecelakaan, dan entah bentuk bencana apa lagi terus menimpa negeri ini.
Aku juga sedih ketika mendengar kabar Timnas penanganan lumpur lapindo tugasnya sudah selesai. Selesai dalam batas apa? Bahkan aku bilang tidak ada kerja maksimal dari Timnas.
Banyak warga yang kehilangan rumah dan barang-barang berharga berangkat ke Jakarta untuk meminta tanggung jawab.
Aku sedih tak terkira bahwa korban pesawat Adam Air tak bisa diangkat, karena biayanya yang cukup banyak dan sangat sulit untuk mengangkat pesawat Adam Air. Keluarga salah satu temanku, hanya bisa pasrah.
Akupun semakin yakin, bahwa nantinya angka statistik kematian di Indonesia sangat meningkat begitupula angka kemiskinan dan juga angka pada statistik 'orang gila'. Kenapa aku bisa bilang seperti itu?
Jelas angka kematian sudah meningkat, kemiskinan juga (gimana gak? nah yang korban banjir, gempa, bencana alam, lumpur..sudah tak punya apa2 lagi .. harta mereka sudah habis bersama bencana itu). Gila? ya pasti... tetangga depan rumahku (di MCG Sidoarjo) bercerita bahwa pamannya baru saja meninggal mendadak, karena rumahnya diperkirakan akan terkena lumpur...petugas pendataan datang dengan maksud supaya rumahnya nanti bisa dimintakan ganti rugi. Nyatanya, hanya didata saja .. pamannya sudah langsung shock dan meninggal seketika. Ada juga tetangga yang bercerita saudaranya gila alias stress tingkat berat, melihat rumahnya terkena lumpur lapindo.

Terkadang aku berpikir, penanganan yang terlambat dalam setiap kejadian, sebenarnya itu adalah kesalahan birokrasi dalam pemerintahan atau Indonesia memang punya alat terbatas? Sebagai contoh untuk mengangkat bangkai Adam Air, Indonesia tak mampu melakukannya sendiri. Begitupula lumpur lapindo, seolah tak ada tindakan optimal dari pemerintah pusat. Apakah akan dianggap bencana Nasional, dengan menunggu Sidoarjo benar-benar tenggelam? Aku sendiri sebagai warga Sidoarjo wajib siap mental, jika seandainya 11 tahun ke depan lumpur tak berhenti. Dan artinya aku harus rela kehilangan rumahku. Rela dalam arti pasrah.

Banyak yang bilang, lumpur lapindo tidak akan berhenti. Lumpur itu akan terus mengalir dan akan menenggelamkan kota Sidoarjo. Bagi manusia tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan mungkin. Apa sih yang tak mungkin bagi Tuhan? Aku percaya, jika manusia mau berusaha..berdoa memohon mujizatNya dan yang terakhir berpasrah .. Tuhan pasti kabulkan.
* Janganlah kamu kuatir akan apa yang kamu makan, kamu minum dan kamu pakai .....
* Segala sesuatu indah pada waktunya
* Mintalah .. maka kamu akan menerima, carilah .. maka kamu akan mendapatkan, ketoklah .. maka pintu akan dibukakan bagimu
Tiga 'tanda bintang' itu yang membuat aku selama ini selalu punya harapan.
Karena aku percaya, Dia yang paling kuasa..tidak akan pernah tidur.

7Maret 2007

Thursday, February 08, 2007

Saya diuji, lagi!

Saya diuji lagi.
Kesabaran yang lebih pada batasnya. Kalau ujian bulan2 lalu saya diuji sebagai seorang anak yang bakti pada ortu, istri yang memahami suami, mama yang faham akan anaknya dan juga menantu yang mengerti mertuanya. Ujian bulan2 ini masih merupakan rangkaian dari bulan2 lalu...tapi saat ini batin saya diharapkan untuk lebih siap mental menjadi seorang mama.



Anak saya sakit. Rabu (31 Jan), saya ditelpon suami katanya Edgar diare dan demam. Suami minta saya untuk segera pulang. Saya lekas mematikan komputer saya, menerjang mendung yang sudah gelap, berharap hujan tak mengguyur ketika saya berjuang untuk lekas sampai di rumah dengan mengendari roda dua.
Setelah sampai di sana, bapak mertua bilang demam anak saya sudah reda. Rabu malam Edgar sudah baikan. Kamis saya memutuskan tidak masuk kerja, demi anak semata wayang yang saya nanti 3 tahun dalam usia pernikahan kami. Berbekal tempra sebagai obat panas dan Lacto B untuk mengatasi diare-nya. Edgar sudah beraktifitas seperti biasanya.
Menjelang jam 23.00 WIB, kamis malam..Edgar menangis tak henti, saya bingung, kalut, gak tahan lihat tangisnya. Gak biasanya anak saya cengeng..saya masih ingat ketika anak saya demam tinggi karena suntikan DPT, dia diam hanya senyum merasakan demamnya itu..tapi kali ini dia menangis kenceng banget..
Edgar mintanya digendong. Kami gantian, saya..suami..bapak..ibu..kami bingung.

Jumat pagi saya bawa Edgar ke UGD AdiHusada Undaan. Dokter UGD menyatakan anak saya mengalami dehidrasi alias kekurangan cairan. Saya yang tak tega melihat Edgar kesakitan, berpasrah saja ketika dokter UGD meminta anak saya diopname.
Tapi AdiHusada Undaan, ternyata kamar untuk merawat inap anak penuh. Suster telp ke Budi Mulya juga penuh, HCOS penuh, RKZ penuh juga...saya pun terima saja ketika dirujuk ke Adihusada Kapasari.

Edgar ditusuk jarum berkali-kali ketika hendak diambil darahnya. Hemm...saya hendak protes pada suster yang mengambil darahnya, anak sudah nangis gitu kok ya gak bisa2 nusuknya dan menemukan letak yang tepat. Saya menangis. Akhirnya si suster ini, memanggil temannya..dan alhasil temannya satu kali tusuk aja udah jadi keambil darahnya. Edgar diinfus. Sehari semalam di RS Edgar menangis terus...tiap kali menangis gak lama kemudian dia pup...dan herannya pupnya tuh cair banget, padahal waktu di rumah sering pup tapi kental.
Edgar disuruh puasa...lalu dokter menyarankan diberi air teh...saya turuti saja. Tetapi nyatanya tiap kali edgar minum teh, perutnya kembung, dan dia malah diare tiap dua jam. Huh..saya panik..dirawat kok bukannya membaik.
Saya menyuruh suami beli gula, lalu saya bikinkan air gula,..dia doyan, sekali minum bisa habis dua botol. Ternyata manjur, gak pernah pup lagi..sekali pup udah gak cair. Muntah juga gak...demam juga gak. Itu adalah hari minggu.

Karena merasa kondisinya membaik, saya hendak kerja mengingat saya meninggalkan tanggungjawab besar di kantor. Ada laporan tahunan yang wajib dibereskan menjelang pergantian pimpinan di Ubaya. Jadi suami kerja, saya juga kerja dan di sana hanya ada pengasuhnya. Sampai kantor ternyata boss saya baik banget, dia cuma minta diforward dokumen2 penting yang digunakan buat laporan tersebut..beliau sendiri nantinya yang mengerjakan.
Perasaan saya memang sempat gak enak, jam 11.00 suami saya telp panik banget...katanya Edgar di oksigen. God! Dada saya sempat sesak dengar berita itu.
Saya pun akhirnya jam 12.00 berpamitan. Rasanya saya gak akan bisa konsen kerja dengan kondisi anak saya seperti itu.

Suami saya marah besar...sayapun ingin teriak dan cubit para susternya. Harusnya jarum infus itu tiap tiga hari diganti semua dan dipindah posisinya jika itu digunakan untuk bayi. Tetapi mereka teledor. Edgar terhitung sudah 4 hari. Begitu Edgar disuntik injeksi pada infusnya, dia menggigil dan demam tinggi. Jadi ada kemungkinan Edgar infeksi karena infus. Emaknya (pengasuhnya) bingung harus berbuat apa, untunglah tetangga sebelah (yang anaknya juga muntaber) segera bertindak pencet bel untuk manggil susternya. Dan akhirnya anak saya di oksigen.
Saya ingin berontak...ingin teriak..ini bayi lhoo iya kalau orang gede bisa ngerasain dan bilang sakit dimananya. Edgar bisanya nangis aja.
Sampai di sana, hati saya trenyuh banget, melihat edgar sudah diberi infus, diberi oksigen. Namanya Edgar mana bisa diam sih? Saya akhirnya membungkus badannya dengan selendang supaya tangannya tak bergerak bebas. Kasihan sih sebenarnya. Habis tangannya mencabut oksigen yang menempel dengan sukses di hidungnya, saya tahu pasti dia gak enak...risih. Saya makin trenyuh ketika Edgar bermain di tempat ridur RS itu dengan berbagai selang yang melilitnya. Tapi dasar Edgar, mana pernah dia merasakan sakitnya...walau selang banyak melilit tubuhnya dia masih asik dengan mainannya, dia masih aktif teriak2. Saya sempat GR dan bangga sendiri..ketika tetangga sebelah yang anaknya usia 8 bulan hampir 9 bulan..heran dengan Edgar yang udah merangkak..sering tiba2 berdiri sendiri. Katanya "Fahri belum bisa begitu.." memang anaknya cuma bisa tengkurap saja. Saya sempat besar kepala ketika beberapa teman, yang ternyata anaknya juga di rawat di sana bilang "Ya ampun mbak...kalau jaga Edgar sendiri yo pasti kewalahan lha gesitnya seperti ini." Soalnya mereka berdua yang bantu ngejagain Edgar dan menyuruh saya makan siang dulu...mereka tahu sendiri betapa saya kewalahan ketika menggantikan pamper lalu dengan tiba2 Edgar ngompol dengan sukses membasahi baju dan celananya. Kita bertiga yang menggantikan pakaian Edgar...dan kita bertiga saja masih ngos-ngosan mengatasi ulah Edgar..karena kita bingung dengan selang2nya.

Hari Selasa saya bolos. Oksigen dilepas. Saya menanyakan dokter tentang tes kotoran, urine dan darah. Kata dokter HB nya Edgar rendah..harusnya bayi normalnya 15 tetapi Edgar 10. Saya tanya jalan keluarnya apa..dokternya bilang wajib transfusi darah..dokter menyarankan saya agar lekas ambil tindakan. Saya bilang...menunggu suami.
Akh gila benar...anak sebayi ini mau ditransfusi. Gak..gak..saya gak tega dan gak mau. Edgar udah baik2 saja. Buktinya dia main dengan gesitnya, makan 1 piring bubur dari RS juga habis tanpa muntah dan diare. Temperaturnya selalu 36.
Saya lekas menelepon bapak, suami dan kakak ipar yang bekerja sebagai perawat. Dari hasil telepon itu kita sepakat untuk pulang paksa saja. Bapak mertua juga takut, kalau nanti jika ditransfusi justru malah punya penyakit aneh2. Gimana gak? Saya merinding sendiri tiap baca koran dimana PMI pernah menemukan beberapa kantong darah yang mengandung HIV. Ihhh ngeri...saya gak bisa bayangin kalau Edgar ditransfusi. Susternya sempat nanya kenapa saya gak mau transfusi, saya jelaskan..sempat debab juga sama susternya. Saya disuruh tanda tangan kalau saya gak mau transfusi. Suami saya kesana...menjelaskan kebohongan..bahwa kita sudah gak punya duit. Alasan klasik dan alasanya yang memang gak bisa dipaksakan untuk tetap terus di situ. Suami saya nanya kemungkinan terjelek kalau Edgar gak transfusi apa? Susternya bilang anaknya akan demam terus. Suami saya jawab..buktinya dua hari ini gak demam kan sus. Susternya cuma mengiyakan.
Jelas dong..anak saya HB nya rendah. Ketika tes darah pertama HB nya 12..kondisi Edgar lemas..karena kehilangan cairan. Ketika tes darah kedua..HBnya justru 10 ..lha ngambilnya waktu Edgar mengigil, demam tinggi karena infusnya tak diganti.Kenapa mengambil darahnya waktu kondisi drop? Otomatis Edgar HBnya rendah.
Akhirnya Rabu walau dokter belum mengijinkan pulang, saya nekad membawa Edgar pulang. Biarlah saya cari RS yang lebih rasional saja. Biarlah saya cari dokter anak yang lebih rasional dalam mengobati anak, hati2 dalam penanganannya.

Saya membisikkan ke Edgar.."Nak..jangan pernah sakit lagi ya. Cukup saat ini saja. Kalau sakit, biar mama yang merasakannya saja." air mata saya tumpah melihat tangan dan kakinya banyak bekas tusukan jarum suntik.

Ini memang curhat saya special cerita Edgar. Ini penyesalan saya yang tidak menyediakan pedialyte (cairan oralit untuk bayi, sebagai pengganti cairan yang hilang). Sebenarnya penanganan saya di rumah sudah betul..memakain tempra untuk penurun panas, dan lacto B (toh lacto b juga digunakan di RS)...hanya saja saya tidak memberikan oralit (pedialyte untuk baby) pada Edgar. Seandainya saya berikan, tentu Edgar tidak mengalami dehidrasi, yang mengakibatkan infeksi usus..karena apa yang dikeluarkan tidak imbang dengan apa yang masuk.

Sekedar sharing untuk teman2..bagi yang punya anak, ponakan..usahakan sedia obat dalam kotak P3K..mulai dari obat panas, batuk pilek..terutama diare dan muntah.

Satu yang saya sesalkan, ketika Senin saya masuk kerja, Nana (Syafrina Siregar, penulis Life begin at Fatty) mengirimkan sebuah pesan untuk saya. Nana ingin bertemu dengan saya pada hari Sabtu dan Minggu. Terlambat! Ya, mau apalagi saya tidak masuk sejak Kamis. Saya sms minta maaf pada Nana, bukannya saya tidak mau bertemu. Tetapi ini karena sungguh rencana di luar dugaan. Hari ini saya telepon Nana, ternyata dia gak jadi pulang Kamis, Nana jadi balik hari Jumat. Semoga nanti malam saya dapat bertemu dengan penulis yang sangat produktif ini...dan semoga Edgar bisa saya ajak.

Thursday, January 25, 2007

Menangis ..

Aku menangis. Lagi!
Kenapa harus menangis?
Apa menangis dapat menyelesaikan semuanya?
Memang tidak, tapi menangis membuatku lega
menangis mengingatkanku bahwa Tuhan sungguh baik
Ia menciptakan mata dan aliran air
Bukankah itu ajaib?
Menangis juga membuat aku sadar
bahwa hidup tak selamanya harus tertawa
Apa kamu tahu? Tangis itu tak selalu berarti sedih
Ada segelintir orang yang justru menangis di kala gembira
Dan .. aku berharap bisa menjadi segelintir orang itu
Aku tak pernah malu jika menangis
Karena Tuhan menciptakan mata juga buat menangis
Aku tak pernah malu mengakui bahwa aku menangis
Karena itu satu-satunya senjata mengungkapkan kesesakan hati
Lihat! Aku masih menangis.Lagi!

[Pondok Mertua Indah. 29 Des 2006 ; jam 24.00]

Hai! Jumpa lagi. Maaf aku lama tidak update blog. Dikarenakan kesibukan kerja, laporan bulanan dan laporan tahunan yang tak ketinggalan tentunya.

Melow ya? Aku melow, kali ini :)
Harus kuakui, aku sedang menghadapi masalah. Berat .. berat banget. Sampai-sampai aku susah untuk ngomongnya, susah untuk ceritanya.

Tuhan menguji aku, sejak aku hamil Edgar..dan puncaknya Nopember kemarin. Tuhan menguji aku sebagai seorang anak yang berbakti pada ortu, sebagai seorang istri yang menurut dan mengikuti suami, sebagai mama yang harus bisa tetap memperhatikan Edgar walau aku sibuk dengan pekerjaan.

Kadang aku putus asa, karena masalahku tidak bisa terselesaikan jika aku tidak memulainya terlebih dahulu. Beberapa teman dekat aku bilang "Masalahmu bisa selesai hanya dengan doa, kamu hanya bisa tunggu keajaiban dari Tuhan. Kamu hanya bisa menyelesaikan masalah ini karena kuasa Tuhan."

Mereka benar. Hanya kekuatan doa.
Masih ingat saudaraku yang pernah kecelakaan September lalu? Ya! Harusnya aku belajar dari Titin. Kemarin malam titin sempat bilang "Kesembuhanku ini sebenarnya bukan dari kesuksesan medis, tapi ini adalah kekuatan doa."
Bukan hanya doa dari Titin, dari sahabat, saudara, teman ..yang terus datang silih berganti, yang tak lelah berdoa mohon keajaiban untuk kesembuhan titin.
Secara medis, orang akan berpikir titin akan meninggal. Titin koma hingga satu bulan. Operasi otak yang dilakukan beberapa kali. Operasi pada dagu, operasi pada punggung..dan entah berapa lagi operasi.
Titin sekarang sudah sembuh. Tapi wajahnya tidak secantik dulu lagi. Banyak jahitan yang berada di pipi dan dagu membuat pemandangan tak sedap. Matanya jadi bengkak, hidungnya tidak bisa membau. Herannya, dia masih kuat..bahkan dia sudah bekerja, dengan nekadnya naik taxi.
Kalau titin bisa sekuat itu, mengapa aku tidak bisa?

Indah tidaknya dunia ini, tinggal kita sendirilah yang memandangnya bukan?
Jika kita memandangnya dari sudut baik, menikmati setiap berkat dengan rasa syukur..bukankah itu akan menjadi indah?

Edgarlah penyemangat hidup. Melihat senyumnya, melihat ketawanya, semua jadi hilang. Edgar benar-benar karunia terindah...karunia terbesar dari Tuhan.

Tentang Edgar, sekarang dia sudah bisa merangkak.
Edgar sudah mulai mengamati. Jika ada hal yang menarik segera ia ambil, diamati gerak benda tersebut..kalau sudah ya dibanting-banting. Edgar sudah berkosakata banyak mulai papa, mama, bapak, baba, wawa, mbah, ... dan lucunya tiap mau tidur dia selalu mendesiskan huruf A panjang. Suamiku pernah menghitung desisannya itu sampai 10 hitungan. Kata papanya "Edgar latihan pernafasan ya?" :)
Edgar suka sekali diberdirikan. Kalau dikudang, dikasih musik, dinyanyiin pasti dia genjot-genjotkan badannya naik turun. Tapi aku cemburu juga, karena Edgar mulai dekat dengan pengasuhnya he..he..Edgar belum tumbuh gigi juga :)

Dalam perjalanan hidup aku percaya bahwa Tuhan akan memberi segala sesuatu indah pada waktunya. Kekuatan doa memang tak terkalahkan, tentu diimbangi dengan usaha. Maukah teman-teman ikut mendoakanku? Agar aku bisa menyelesaikan masalah rumah tanggaku?

God Bless you always!