Tuesday, August 12, 2008

Home Schooling

Menurut Informasi yang saya dapat dari buku ataupun internet, pertumbuhan otak bayi/anak dimulai sejak usia 0 bulan-3 tahun. Dikatakan bahwa periode tahun tersebut adalah periode paling berharga untuk perkembangan otaknya. Tinggal bagaimana kita sebagai orangtua membentuknya, tinggal bagaimana lingkungan mempengaruhinya. Anda tidak percaya? Saya punya beberapa bukti dan anda pasti akan menyadarinya ketika anda dengan sungguh2 mengamati pertumbuhan anak kecil di sekitar anda.

Ibu Mertua saya mempunyai tetangga yang anaknya berusia kurang dari 3 tahun. Tetapi yang saya herankan anak tersebut sudah bisa mengeluarkan kata2 umpatan kotor khas Surabaya. Tetangga adik ipar saya, anaknya berusia juga di bawah 3 tahun, tetapi bicaranya hanya bisa bahasa jawa ngoko, tidak bisa bahasa Indonesia ataupun Krama Halus. Dan uniknya dia suka sekali melihat tayangan wayang kulit, ludruk dan wayang orang.
Itulah mengapa saya bilang lingkungan sekitar juga berpengaruh pada masa pertumbuhan otak anak. Anak berusia 0-3 tahun mampu mengingat beribu kata, beribu memori dan perilaku yang diterimanya.

Tengah malam suami saya mengajarkan 2 kata pada Edgar, yaitu kata 'I Love you' dan kata 'Thank you' keesokan harinya ketika bangun pagi, Edgar langsung mengucapkan 2 kata yang diajarkan oleh papanya kemarin malam.

Edgar belum sekolah, karena ortunya belum punya cukup tabungan untuk bisa menyekolahkannya ke playgroup atau ke tempat penitipan anak. Bukannya saya sebagai orangtua tidak mengutamakan kepentingannya, tetapi saya merasa bahwa usia 2 tahun seperti Edgar bisa kita ajarin sendiri di rumah. Bagi saya pribadi, keberadaan playgroup atau sekolah anak usia dini tujuannya adalah melatih anak untuk bersosialisasi. Yang saya tahu, anak usia 2 tahun tidak menyukai belajar secara serius, mereka masih suka dengan hal-hal baru dan cepat bosan, mereka lebih menyukai permainan. Jadi metode yang efektif untuk usia mereka adalah belajar sambil bermain.

Saya memang bukan berstatus sebagai Guru Sekolah Formal, saya juga tidak mendalami apa itu Homeshooling. Tetapi saya punya pengalaman mengajar sempoa dan les privat pelajaran untuk anak TK hingga SMP. Saya sempat punya hampir 30 murid di lembaga les privat yang saya dirikan pada tahun 2001 (sayang sekali adik2 saya tidak mau meneruskan kursus sempoa ini, ketika kesibukan saya makin bertambah). Saya juga pernah mengajar paduan suara pada anak usia TK hingga kelas 6 SD, bahkan dengan pede tingkat tinggi saya yang tak punya pengalaman mengajar sekolah minggu, meng-iyakan mau mengajar hingga selama 3 tahun.
Melihat tetangga saya yang hendak memanggil guru les privat untuk anaknya yang usianya beda 1 bulan dengan Edgar (Edgar 2 tahun 2 bulan = 26 bulan), saya berpikir "apa iya sih anak segini efektif dileskan privat?" Saya berpikir, berbekal dari pengalaman masakan saya tidak bisa memberi bekal sendiri yang terbaik buat Edgar?

Pengenalan belajar sambil bermain yang saya ajarkan ke Edgar sudah saya mulai sejak usia 10 bulan yaitu mulai dari VCD. Flash card saya mulai usia 18 bulan. Pengenalan warna sudah saya berikan sebelum usia 2 tahun. Pengenalan cara memegang crayon untuk mewarnai baru saya berikan akhir2 ini ketika menginjak 2 tahun. Untuk gunting tempel saat ini Edgar suka sekali sejak sebulan lalu. Bukannya saya memaksakan agar anaknya menjadi pintar, bagi saya yang terpenting anak saya tidak tertekan ketika belajar...yang terpenting dia enjoy, dia suka.

Banyak orang bertanya "Bu, anaknya ikut PAUD ya?" (Pendidikan Anak Usia Dini yang kini di galakkan di tiap RW di Surabaya, sedangkan di Sidoarjo belum ada...bayarnya juga murah sekali datang sekitar 1500 rupiah sampe 2 ribu rupiah). Jawab saya 'tidak'
"Mungkin di playgroup ya belajarnya?"
"Belum sekolah kok." jawab saya.
Mereka heran karena Edgar kalau bermain memasukkan bola saat main di balai RW dekat rumah ortu, dia menghitung one sampe ten, kadang dia pakai versi bahasa indonesia satu sampai sepuluh.

Thanks God. Setidaknya saya tidak berkecil hati, karena anak saya tidak saya sekolahkan... (maafkan mama ya sayang...sekolah playgroup itu ternyata mahal ya, dan mama belum mempersiapkan tabungan itu buatmu...^_^)
Saya benar-benar wajib bersyukur ternyata Edgar bisa saya ajak belajar dan bermain walau tidak di sekolah formal. Bahkan dia benar-benar enjoy dengan semua bahan yang saya berikan, walau saya amati Edgar cenderung ke bagian kiri...tepatnya Edgar kidal dan kidalnya itu sudah sejak kecil. Saya sempat juga perkara kidal ini ditegur oleh ibu saya 'apa kamu gak ngajarin kalau megang pake tangan manis?'
Wah sedangkan prinsip saya, semua tangan adalah bagus...tidak ada tangan manis tidak ada tangan buruk. Yang ada adalah pengenalan tangan kanan dan tangan kiri.

Ok...teman2, saya ingin berbagi ilmu yang saya berikan di rumah untuk si kecil. Tapi semua jauh dari kekurangan, karena saya tidak belajar khusus homeschooling. Saya akan berikan download ini Free kok. Nantinya saya akan juga ketikkan lagu2 (gerak dan lagu) untuk pembelajaran si kecil, harusnya sih ada rekaman suaranya supaya tahu lagunya atau setidaknya ada Not angka ya...tapi nantilah saya pikirkan.

Pesan saya, jangan berkecil hati ketika kita tak mampu menyekolahkan si kecil ke playgroup. Uangnya bisa ditabung untuk masuk TK. Duhhh di Sidoarjo sendiri untuk sekolah swasta masuk TK wajib menyediakan uang setidaknya 6 Juta. Kita pasti bisa kok memberikan pembelajaran sendiri demi kebaikan si kecil.
Oh iya..sementara ini dulu ya bahan sederhana untuk bahan ajar si kecil terutama untuk PreSchool.

Happy Parenting!

Untuk obat2 tradisional untuk si kecil, gerak lagu, dll...nanti menyusul. Doakan saya ada waktu buat menyusunnya.

Ini ya file sharingnya.

Worsheet PreSchoold

Saturday, August 02, 2008

30 Tahun

Tak terasa waktu terus bergulir. 30 Tahun sudah saya bernafas merasakan nikmatnya udara bumi alam semesta ini. Sedih, gembira, suka, duka, sudah banyak saya lalui. Banyak kenikmatan yang saya dapat, banyak Mujizat yang terjadi dalam hidup saya dan banyak rasa syukur yang wajib saya panjatkan kepada Sang Pencipta.
Di perjalanan hidup saya, saya diberi anugerah olehNya dengan keberadaan orang-orang yang mencintai dan menyayangi saya.
Saya tak tahu harus mengucap apa pada Tuhan, di tanggal 27 Juli kemarin....
Tepat di usia saya yang ke 30, saya justru harus menyaksikan Nenek tercinta saya dimakamkan.

Saya tahu ditinggalkan orang yang kita sayangi, adalah hal terberat. Ditinggalkan orang yang kita sayangi adalah hal yang paling menyakitkan. Tetapi saya meyakini bahwa ini adalah yang terbaik yang Tuhan berikan. Manusia terbuat dari tanah, dari debu, dan manusia akan kembali ke debu. Semua manusia pasti akan kembali pada Sang Pemilik Kehidupan.
Saya patut bersyukur, karena Nenek saya telah menemani hari-hari saya hingga usia 30 tahun. Saya patut berbangga usia nenek saya yang langka yaitu hampir 100 tahun. Bahkan sebelum meninggal Nenek banyak berkata-kata. Di usianya yang sudah begitu tua, telinga dan matanya masih berfungsi dengan baik. Penglihatan dan pendengarannya masih jelas.

Di saat kami semua berkumpul di Ponorogo dengan begitu banyak pelayat, ibu dan beberapa saudara mengucapkan "Selamat Ulangtahun rin...di ultahmu ini tepat pada saat pemakaman nenek."
Saya menyaksikan Nenek meninggal dengan begitu tenang, seperti orang tertidur. Kami semua anak cucunya meneteskan air mata. Tapi kami semua ikhlas demi kelancaran jalan nenek menghadap Sang Pencipta.

Pemakaman nenek memang tidak sedasyat pemakaman kakek yang didatangi ribuan pelayat. Tapi pemakaman nenek tetap terlihat ramai. Warga desa berbondong2 ingin menyaksikan pemakaman Nenek. Setiap hari orang datang untuk mendoakan nenek hingga tujuh harinya tak pernah lepas dari angka ratusan. Ketika 3 hari nenek, yang datang melebihi 600 orang. Saya tak menyangka walaupun pengaruh Nenek saya tak sedasyat kakek saya, tetapi orang masih tetap menghormati dan menyayangi nenek sebagai sesepuh juga mantan Lurah. Mereka selalu menyebut 'Mbah Lurah'

Dari 11 anaknya, yang tidak datang adalah Budhe kalimantan, Pakdhe Kerinci dan Om di Sorong Irian. Sedangkan yang dari Jakarta, Bekasi, Madiun, Surabaya, Situbondo datang memberi penghormatan terakhir pada Nenek.

Selamat Jalan Nenek, Terima kasih atas segala keceriaan yang pernah Nenek berikan pada saya. Terima kasih telah pernah mengasuh saya saat bayi dengan tingkat kerewelan yang tinggi. Terima kasih atas segala nasehat. Mohon maaf atas segala salah yang mungki saya sengaja ataupun tak sengaja.
Teriring doa dan kasih...semoga Nenek di terima di sisiNya.