Wednesday, August 31, 2005

Penilaian Kerja

Barusan aja ikut Sosialisasi Penilaian Kerja karyawan.
Kalau ditanya sebenarnya penilaian kerja itu penting gak sih? Tentu aku jawab sangat penting.
Aku bekerja dengan penuh semangat 45, datang pagi ... pulang sore tentunya ingin dihargai. Aku ingin hasil pekerjaan aku bernilai sangat memuaskan entah itu bagi si Bos, customer atau rekan kerja aku.

Penilaian kerja berguna untuk mengukur prestasi karyawan. Katanya sih kalau prosentase nilai kita tinggi hingga empat periode, bisa cepet naik golongan. Itu sih masih kabar angin, kebetulan aku belum pernah mengalaminya. Apa aku termasuk bukan karyawan teladan? he..he.. sapa bilang? Aku baru dapat penilaian 3 kali, maklum baru aja jadi karyawan tetap selama 2 tahun ini.

Hanya saja penilaian kerja itu gak bisa sepenuhnya obyektif. Lembar penilaian kerja kan ada beberapa : untuk diri sendiri, untuk pimpinan, rekan kerja dan bawahan (kalau yang punya bawahan) ... nah kalau rekan kerja kita sirik or benci ma kita, apa bisa penilaian itu jadi obyektif?

Bagiku .. aku sudah menunjukkan loyalitas dan kerja dengan semangat 45, walau sekarang udah tahun 2005 :)

Ngomong apaan sih ririn ini?
Gak...hanya buat ngisi blog aja sih, daripada gak di update, he..he..

Ehhhh ... met libur panjang semuanya ya!!!

Friday, August 26, 2005

Blog dan persahabatan

Gak kebayang kalau aku akhirnya bisa menikmati dan berkecimpung di dunia blog.
Dulu aku pernah mimpi2, ingin punya website pribadi. Pokoknya aku ingin sekali nampilin foto aku yang memang gak cantik tapi lumayanlah buat dipandang sama tikus2 kolong tempat tidur :), aku juga ingin tulisanku dibaca orang banyak, aku ingin menyampaikan ide-ide jelekku mengenai hidup (sok berfilsafat).

Dan ternyata, aku menemukan blog sebagai tempat curhatku. Blog adalah tempat aku mengeluarkan uneg2 tanpa takut diedit. Luar biasanya, ternyata aku mendapatkan teman2 baru dari blog juga.

Di blog, selalu ada saja beberapa teman yang say hello, kasih comment dan tanya kabar. Baru aku sadari, sebuah persahabatan itu bisa saja terjadi di dunia maya.
Memang sihh terlihat konyol. Chatting room, pertemanan online, email dan sekarang blog. Terkadang orang akan terkekeh jika mendengarkan kita jatuh cinta pada teman dunia maya, atau jika kita percaya pada sahabat maya kita yang bercerita bahwa ia tertimpa musibah.
Memang sih ... dunia maya tidak bisa diraba.
Kita tidak akan pernah tahu kebenaran lawan bicara kita. Tetapi apakah dari sekian juta orang2 di dunia maya, tidak ada yang memahami arti persahabatan atas dasar kejujuran?

Aku terkejut sekali ketika membuka blog *Tina*, yang menceritakan bahwa *Sha* telah meninggal dunia. Aku mencoba meyakinkan dengan visit ke blogfam, dan ternyata memang sha sedang ramai dibicarakan.

Beberapa kaum blogger sangsi akan kematian Sha, dan sebagian percaya.
Tidak bisa dipungkiri dan tidak bisa menyalahkan mereka yang sangsi, karena ini memang dunia cyber ... dunia maya.
Kaum blogger tidak tahu alamat sebenarnya sha, rumah sha dimana dan apakah sha mempunyai kekasih, dsb. Itu adalah privacy sha. Hak sha untuk menceritakan atau tidak.

Dan yang aku salut, ternyata blogger telah berhasil membentuk suatu persahabatan dan persaudaraan yang solid.
Sesama pecinta blogger ikut sedih ketika sahabat mereka sedih dan ikut tertawa jika sahabat mereka dilanda kegembiraan.

Sha .. sempat menjadi pengunjung setia blog aku. Sha memberikan beberapa comment yang berarti. Kehadiran sha terkadang sangat aku rindukan dengan sapaan dan ucapan met weekend-nya. Sayang ... kini tidak ada lagi sha.

Jika aku ditanya apakah aku merasakan nyesel mengenal dunia cyber? Aku jawab tidak. Aku tahu aku menemukan sahabat yang tak nyata, tetapi justru sahabat2 tak nyataku telah menjadi bagian dari kehidupanku.

Empat tahun lalu, saat pertama kali aku kenal dunia cyber aku ikut dalam Y! dan berkenalan dengan dua orang laki2 dari India & Australia. Maya .. gak nyata, cyber .. tetapi nyata. Shoaib tidak pernah lupa menelepon aku setiap dua minggu sekali, walaupun itu jauhnya di India. Bernard juga baik hati, mengirimkan paket hadiah di hari pernikahanku :)

So ... masihkah kalian nyesel mengenal blog? mengenal dunia cyber?
Aku semakin mencintai Blog ... karena disini aku menemukan kalian ... para sahabatku :)

Monday, August 22, 2005

Renovasi Sekolah

Balik lagi!
Puiiihhh sorry friends lama gak update. Pertama karena kesibukan kerja, kedua lagi belajar dan terus belajar menulis, he..he..(maklum belum lulus TK...nulis aja gak bisa-bisa)

MERDEKA !

Lupa aku ucapin sama Ibu Pertiwi yang sedang merayakn HUT-nya yang ke 60. Aku juga bukan warga negara yang baik, yang dengan rasa kebangsaannya mengikuti lomba-lomba atau ikutan panggung hiburan hiks :) ...mungkin aku perlu dipecat ya jadi warga negara ind.
Mengikuti upacara bendera aja terpaksa, karena si anak2 didik, gak punya pengiring, dirigen-nya juga ikut pertukaran pelajar di yogya, jadi terpaksa aku turun tangan. Gak sedap juga dipandang mata, masa PS nya anak SMU, yg dirigen pelatihnya :)
Dan terpaksa aku bolos, gak ikut upacara di ubaya ... padahal aku masih ingin dapat termos spt setahun lalu karena menang lomba bakiak :)

Kemarin malam aku lihat 'Renovasi Sekolah' di SCTV. Aku rasa reality show itu sangat bagus banget. Memang sih sekarang lagi semarak2 nya reality show macam Tolong!, Uang Kaget!, Lunas!, Bedah Rumah!, Nihah Gratis!, Pulang Kampung! ...coba apa lagi (mungkin ada yang ingat ..?)
Menurutku keberadaan acara reality show spt itu bagus sekali, karena :
1.untuk menggugah hati setiap penonton agar peduli dengan orang di sekitarnya.
2.untuk menggelitik hati para penonton, supaya kalau jalan gak lihat ke atas terus, sekali-kali harus lihat bawah :)
3.untuk melatih penonton supaya terbiasa mengulurkan tangan pada orang di sekitarnya.

Renovasi Sekolah ini lain daripada yang lain. Kalau acara yang aku sebutin, biasanya yang ditolong adalah per individu. Tetapi Renovasi Sekolah, menolong seluruh warga sekolah yang dibantu. Semua ikut terbantu mulai dari kep.sekolah, murid, ortu.
Bayangin aja, sekolah di tangerang kondisinya udah buruk sekali ... seperti mau runtuh atapnya. Murid-murid belajar dengan kondisi kelas kotor, penuh debu akibat atap dari kayu yang mau runtuh.
Sekolah Tunas Bangsa Jakarta (guru, wali murid, murid) mengumpulkan dana, untuk membantu teman2 mereka yang berada di Tangerang. Perbedaan sekolah mereka sangat jauh banget. Sekolah Tunas Bangsa kondisi gedungnya ekslusif sekali, murid2 jadi trenyuh melihat kondisi sekolahan di Tangerang.

Renovasi Sekolah, menurutku dapat membuka lebar-lebar mata para pimpinan pemerintahan kita. Selayaknya pemerintah membantu memberikan dana untuk perbaikan sekolah-sekolah negeri yang tidak mampu membiayai perbaikan sekolah mereka. Sekolah Negeri mungkin begitu besar mengharapkan dana bantuan dari pemerintah, terutama sekolah yang berada di daerah pedesaan atau daerah terpencil. Apalagi rata2 siswa yang sekolah di sekolah negeri adalah orang tidak mampu. Harapan ortu mereka sih hanya satu, mereka berharap anak mereka bisa dapat pendidikan.
Tapi apa dikata .. birokrasi Indonesia ini sulit banget untuk diperbaiki. Korupsi tetaplah hidup menggelayut bagai benalu yang sulit dilepaskan. Uang yang seharusnya untuk masyarakat kecil, tidak akan pernah tersampaikan.

Aku salut banget dengan ide acara Helmy Yahya ..

Udah pernah nonton belom?

Oh iya, aku thanks banget buat teman2 yang selalu berkunjung di sini ..teman2 selalu korekin telinga aku 'update dong ...update dong...'
clodi, cta, yoan, semua dehhhh ... :)

Balik kerja dulu akhh..

have a nice day semua ya..

Wednesday, August 10, 2005

Membunuh cita-cita

Ketika aku melihat sekelompok anak kecil bermain, aku iseng mengajak bicara mereka.

"Dek..besok kalau udah gede cita-citanya ingin jadi apa nih?"tanyaku.

"Jadi dokter!" jawab si kecil nani

"Kalau aku sih ingin jadi presiden seperti bapak SBY, bisa keliling ke luar negeri!" si ichan berlonjak-lonjak membayangkan pergi ke luar negeri.

"Enaknya jadi polisi...aku mau menangkap penjahat, pencuri. Bisa memegang pistol seperti di film-film." si didit, yang kecil item bergaya memegang pistol airnya.

"Kata Ibu aku, paling enak jadi tukang komputer. Memperbaiki komputer, pintar komputer. Lebih enak lagi menggambar dengan komputer...pasti duitnya banyak!" si Dika terlihat sok tahu menyimpulkan perkara duit. Aku tersenyum saja.

Aku menahan tawa mendengar jawaban-jawaban polos mereka. Aku sendiri bingung darimana mereka menemukan jawaban itu. Apakah itu sudah ditanamkan orangtuanya, ataukah itu tercipta dari penalaran mereka terhadap sekitar?
Hebatnya mereka selalu menemukan jawaban, jika ditanya..mengapa?
Walaupun terkadang jawaban anak2 seusia TK dan SD tidak sesuai harapanku, tapi jawaban lugu dan polos mereka selalu menjadi sesuai.

Pembicaraan cita-cita kembali aku bahas :)
Aku bingung dengan deskripsi cita-cita dan mimpi.
Mimpi dan cita-cita seolah-olah menjadi satu kesatuan yang tak terpisah.
Aku pernah berkata bahwa aku tidak akan pernah berhenti bermimpi..apakah artinya juga sama bahwa aku tidak akan pernah berhenti menggapai cita-cita?

Om ku kemarin bingung. Pusing karena memikirkan anaknya yang hendak masuk kuliah.
Ponakanku sebut aja namanya Andre, sangat mengharapkan bisa kuliah di jurusan design product di ITS.
Menjadi design product adalah cita-citanya. Karena ia merasa hobby, bakat gambar dan jiwa mendesign telah berbaur dengan tubuhnya.
Tetapi Om aku dan Andre, harus dihadapkan pada kenyataan membayar biaya masuk di ITS sebesar 32 juta. Tidak bisa dinego or ditawar.
Hari itu juga, jika mereka hendak regitrasi, mereka harus membayar 50%.
Seketika itu juga, Om aku bingung kesana kemari mengusahakan mencari benda yang disebut uang.

Cita-cita yang disebutkan oleh para anak2 tadi ternyata mahal nilainya.
Sekarang biaya pendidikan sudah melambung. Bagaimana dengan anak2 kita di sepuluh atau lima belas tahun mendatang?
Mau jadi polisi harus ada 80 juta, mau kuliah design product harus sedia 32 juta. Ingin jadi angkatan laut sogok dulu 18 juta, ingin jadi dokter ... keluar kocek dulu 100 juta.

Haruskah kita membunuh cita2 anak cucu kita kelak, demi mempertahankan hidup untuk mencari sesuap nasi?

yang lagi prihatin dengan mahalnya pendidikan :)